Ada masa di hidup seseorang ketika kelelahan bukan datang dari pekerjaan, tapi dari orang-orang yang ada di sekitarnya.
Mereka yang awalnya kita temani dengan tulus, justru perlahan membuat energi terkuras. Bukan karena mereka jahat, tapi karena kita terlalu ingin menolong sampai lupa menyelamatkan diri sendiri.
Kita sering kali takut dibilang egois ketika mulai menjaga jarak. Takut dikira tidak peduli, padahal kita hanya butuh ruang untuk bernapas.
Nyatanya, menyelamatkan diri bukan berarti berhenti peduli. Itu tentang memilih untuk tetap waras, tetap utuh, dan tetap punya kekuatan agar bisa mencintai diri sendiri maupun orang lain dengan cara yang lebih sehat.
Berikut beberapa langkah yang bisa membantu seseorang menyelamatkan diri tanpa harus merasa bersalah.
1. Sadari Bahwa Tidak Semua Hal Bisa Kamu Perbaiki
Langkah pertama adalah menerima kenyataan bahwa tidak semua orang bisa kita ubah.
Kadang, niat baik malah disalahpahami, atau justru membuat kita terus berada di siklus yang sama menolong tanpa akhir.
Menyadari batas diri bukan tanda lemah, melainkan tanda kedewasaan emosional. Ada kalanya, yang dibutuhkan bukan pertolongan dari kita, tapi proses refleksi dari mereka sendiri.
Kamu boleh ada di sana, tapi tidak harus menjadi penyelamat utama. Karena dalam banyak situasi, setiap orang bertanggung jawab atas kehidupannya masing-masing. Dan itu bukan tugasmu untuk menanggung semua luka mereka.
2. Belajar Menerima Rasa Bersalah Tanpa Menyerah pada Rasa Itu
Ketika mulai menjaga jarak, rasa bersalah hampir pasti muncul.