Mohon tunggu...
Tesalonika Hsg
Tesalonika Hsg Mohon Tunggu... Kompasianer 2024

Menyelami komunikasi pada bidang multidisipliner.

Selanjutnya

Tutup

Worklife Artikel Utama

Pelamar Kerja Butuh Kepastian, Bukan Ketidakpastian HRD

29 Juni 2025   13:30 Diperbarui: 30 Juni 2025   14:04 169
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Wawancara Kerja (Sumber: Unsplash)

Menjadi pencari kerja itu orangnya selalu penuh dalam berpengharapan akan mendapatkan pekerjaan.

Setelah mengirim CV, melamar ke berbagai perusahaan, lalu akhirnya mendapat panggilan, rasanya seperti satu langkah lebih dekat ke masa depan yang lebih baik. 

Tapi sayangnya, tidak semua proses rekrutmen memberi pengalaman yang menyenangkan. Salah satu yang paling sering dikeluhkan pencari kerja adalah tidak adanya komunikasi yang jelas dari HRD.

Dalam dunia kerja yang semakin tak pasti, transparansi komunikasi bukan lagi keistimewaan tetapi kebutuhan. Apalagi di tengah kompetisi kerja yang ketat, pencari kerja tidak hanya butuh kepastian, tapi juga rasa dihargai. 

Maka tak heran, mereka mulai punya harapan tertentu soal seperti apa HRD yang ideal di mata mereka.

1. Memberikan Update, Bahkan Kalau Jawabannya "Tidak"

Salah satu hal paling disayangkan dalam proses rekrutmen adalah hilangnya kabar setelah tahap wawancara. Padahal untuk bisa sampai di titik itu, pencari kerja sudah mempersiapkan diri, meluangkan waktu, dan berharap. Tapi setelahnya? Tidak ada kabar. Tidak ada follow up. Tidak ada kepastian.

HRD yang ideal adalah mereka yang tetap memberikan informasi, meskipun itu penolakan. 

Percaya atau tidak, banyak pencari kerja akan lebih lega mendengar, "Maaf, kamu belum lolos," daripada digantung tanpa kabar berbulan-bulan. 

Memberikan kabar, apapun isinya, adalah bentuk profesionalisme dan penghargaan terhadap waktu dan usaha pencari kerja.

2. Komunikatif, Jelas, dan Tidak Bertele-tele

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun