UMR yang ditetapkan di banyak daerah sering kali hanya cukup untuk memenuhi kebutuhan dasar, sementara impian untuk membeli rumah, memiliki kendaraan pribadi, atau sekadar menabung untuk masa depan, terasa semakin jauh.
Bahkan dengan pekerjaan yang relatif stabil, banyak pekerja muda yang merasa gaji mereka terlalu kecil untuk bisa hidup nyaman atau mencapai tujuan jangka panjang.Â
Mereka sering kali merasa terjebak dalam siklus kerja keras tanpa ada cukup ruang untuk menikmati hasil kerja mereka.
Perbedaan Antara Harapan dan Kenyataan
Salah satu alasan mengapa harapan Generasi Z sering kali berbenturan dengan kenyataan adalah adanya perbedaan ekspektasi yang terlalu idealistik di usia muda.Â
Banyak yang berharap bahwa bekerja keras dan memiliki gelar pendidikan tinggi akan membuka banyak pintu kesempatan, dan mungkin itu benar untuk beberapa orang.Â
Namun, di sisi lain, banyak yang harus berjuang dengan gaji yang pas-pasan, bahkan meskipun telah bekerja keras selama bertahun-tahun.
Selain itu, Gen Z juga cenderung menginginkan kepuasan dan kebebasan lebih dalam pekerjaan mereka, yang sering kali berkonflik dengan tuntutan dunia kerja yang mengutamakan hasil cepat dan produktivitas tinggi.Â
Banyak dari mereka yang ingin bekerja dengan passion, tapi seringkali dihadapkan pada realita bahwa pekerjaan impian itu membutuhkan waktu, jaringan, dan pengorbanan yang tidak bisa dicapai dengan cepat.
Solusi dan Cara Menavigasi Realita Dunia Kerja
Untuk Gen Z yang merasa terjebak antara harapan dan kenyataan, ada beberapa hal yang bisa dilakukan untuk menavigasi situasi ini.Â