Siapa tahu, mungkin mereka juga menemukan talenta terpendam sebagai pembicara publik.
Membangun Keterampilan Komunikasi yang Efektif
Keterampilan komunikasi yang baik tidak hanya melibatkan kemampuan berbicara, tetapi juga mendengarkan dengan aktif.Â
Gen Z perlu memahami bahwa wawancara bukan hanya tentang menjawab pertanyaan, tetapi juga tentang berinteraksi dengan pewawancara baik HRD maupun user.Â
Mereka harus mampu mendengarkan dengan seksama dan merespons dengan relevan. Ini adalah kesempatan untuk menunjukkan ketertarikan dan antusiasme terhadap posisi yang dilamar.
Bagaimanapun untuk meningkatkan keterampilan mendengarkan adalah dengan berlatih teknik parafrase.Â
Misalnya, jika pewawancara mengatakan, "Kami mencari seseorang yang dapat bekerja dalam tim," Gen Z bisa merespons dengan, "Jadi, Anda mencari kandidat yang memiliki kemampuan kolaborasi kerja yang baik, bukan?"Â
Dengan cara ini, mereka tidak hanya menunjukkan bahwa mereka mendengarkan, tetapi juga memahami apa yang diharapkan.
Selain itu, penting untuk mengingat bahwa humor bisa menjadi alat yang ampuh dalam komunikasi.Â
Biasanya, Gen Z cenderung tidak terlalu suka yang serius dan cenderung semi formal untuk mengutarakan pendapat.
Namun, humor harus digunakan dengan hati-hati. Menggunakan lelucon yang tepat dapat mencairkan suasana dan membuat wawancara terasa lebih santai.Â