Di sinilah komunikasi menjadi cara berbagi yang penting. Memilih kata-kata yang lebih lembut, berbicara dengan lebih sabar, atau memahami bahwa seseorang yang tampak tidak bersemangat mungkin hanya butuh didengar, bisa menjadi bentuk kepedulian yang sederhana.
Komunikasi yang Lebih Tulus, Bukan Sekadar Formalitas
Sering kali kita berbicara hanya karena merasa harus. Ucapan "Apa kabar?" diucapkan tanpa benar-benar ingin tahu jawabannya, atau sekadar membalas "Haha" dalam percakapan agar tidak terasa canggung.Â
Padahal, komunikasi yang tulus bisa menciptakan hubungan yang lebih kuat.
Di momen seperti Ramadan, hal ini bisa menjadi latihan yang baik.Â
Ketika mengucapkan "Mohon maaf lahir batin," apakah kita benar-benar tulus atau hanya mengikuti kebiasaan? Saat berbagi cerita di meja berbuka puasa, apakah kita mendengarkan dengan penuh perhatian atau hanya menunggu giliran untuk berbicara?
Di luar Ramadan pun, kebiasaan ini tetap penting. Memberikan perhatian penuh saat berbicara, memilih kata-kata dengan hati-hati, dan benar-benar mendengarkan bisa menjadi cara sederhana untuk berbagi tanpa harus mengeluarkan biaya.
Memberi tidak selalu dalam bentuk materi. Komunikasi yang tulus juga bisa menjadi bentuk berbagi yang berarti. Kata-kata dapat menjadi hadiah jika diberikan dengan niat yang baik.
Ketika ada nanti seseorang yang berbicara atau bercerita, cobalah untuk benar-benar mendengarkan. Siapa tahu, kata-kata kecil yang kita berikan bisa menjadi sesuatu yang besar bagi mereka.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI