Menulis artikel di bulan Ramadan bukan hanya soal berbagi informasi, tapi juga bagaimana agar tulisan kita tetap dibaca sampai akhir. Maka, gaya bahasa yang mengalir, ringan, dan engaging sangat penting. Sesekali menyisipkan humor atau pengalaman pribadi juga bisa membuat tulisan lebih hidup.
Namun, jangan lupa bahwa mesin pencari tetap memperhatikan struktur tulisan. Gunakan kata kunci secara alami di dalam artikel, terutama di paragraf awal, subjudul, dan akhir tulisan.Â
Tapi ingat, jangan berlebihan! Google bisa saja menganggap artikel kita sebagai spam jika terlalu banyak kata kunci yang dipaksakan.
Selain itu, manfaatkan tautan internal. Jika sebelumnya pernah menulis artikel terkait Ramadan, coba sematkan link ke tulisan tersebut.Â
Misalnya, jika kita menulis tentang tips menjaga kesehatan saat puasa, bisa ditautkan ke artikel tentang pola makan sehat selama Ramadan. Ini membantu pembaca mendapatkan informasi tambahan sekaligus meningkatkan peringkat tulisan kita di mesin pencari.
Menulis saat Ramadan adalah kesempatan emas untuk berbagi cerita sekaligus menjangkau lebih banyak pembaca. Dengan memahami tren pencarian, menggunakan kata kunci secara tepat, serta menulis dengan gaya yang menarik, artikel kita tidak hanya akan lebih mudah ditemukan, tetapi juga lebih disukai oleh pembaca.
Jadi, sudah siap menulis dan memanfaatkan SEO di Ramadan ini? Siapa tahu, tulisanmu bisa jadi bacaan wajib selama bulan puasa!
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI