Dulu, membaca buku adalah kegiatan yang menyenangkan. Rasanya seperti memasuki dunia tanpa batas.Â
Namun, belakangan ini, membuka dan konsisten membaca satu halaman per hari saja sudah terasa berat. Buku yang dulu dibeli dengan penuh semangat, kini hanya menjadi pajangan di rak.Â
Apakah ini pertanda krisis baca? Ataukah hanya fase sementara? Mari kita bahas lebih dalam.
Mengapa Membaca Jadi Terasa Berat?
"Dulu bisa baca buku tebal dalam semalam, sekarang satu halaman aja beratnya minta ampun."Â
Pernah merasa seperti ini? Tenang, Anda tidak sendirian.
Ada banyak alasan mengapa membaca buku terasa semakin sulit. Salah satunya adalah kesibukan yang semakin menumpuk. Pekerjaan, tugas, dan berbagai tanggung jawab lain sering menyita waktu, membuat membaca bukan lagi prioritas utama.
Selain itu, distraksi digital juga berperan besar. Dengan gawai di tangan, kita lebih sering tergoda untuk scrolling media sosial, menonton video pendek, atau membaca berita instan yang jauh lebih mudah dicerna dibandingkan buku tebal.Â
Ironisnya, kita tetap membaca. Hanya saja bukan dalam bentuk buku fisik atau e-book yang sebenarnya lebih mendalam.
Faktor lain yang tidak kalah penting adalah burnout. Ketika energi sudah terkuras untuk berbagai aktivitas sehari-hari, membaca bukan lagi hiburan, melainkan terasa seperti tugas tambahan. Jika sudah begini, wajar jika keinginan membaca perlahan memudar.