Bisa dikatakan, sibayak adalah sebutan bagi penguasa masyarakat adat Karo atau raja dalam sistem pemerintahan masyarakat Karo pada masa lalu. Sibayak Lingga adalah penguasa dari desa Lingga yang bermarga Sinulingga.
Pada suatu hari, saya mewawancarai seorang bapak bermarga Tarigan di sebuah kedai kopi di desa Lingga.Â
Bapak itu menceritakan sebuah ungkapan dari masa lalu yang terkait dengan desa Lingga.
"Lingga linggawan, anak Lingga la terlawan". Sebuah ungkapan dalam bentuk pepatah bahasa Karo yang secara singkat artinya menjelaskan tentang ketangguhan orang desa ini yang tiada lawan.
Apakah itu menjadi sebab mengapa Sibayak Lingga sebagai penguasa setempat pada masa lalu sering kali menjadi penentu suatu keputusan atau kebijakan atas berbagai hal? Mungkin banyak pendapat dan butuh kajian mendalam terkait pendapat itu.
Tulisan ini hanya ingin merajut benang merah dari pengumpulan berbagai kisah dan cerita yang tercecer di sana-sini, dari berbagai tempat dan kesempatan yang berbeda.Â
Misalnya, saat saya menemukan cerita dari pak Siddik Surbakti, nazir Masjid Lama Kabanjahe, yang merupakan masjid tertua di kota Kabanjahe.
Ia mengatakan bahwa sebelum dibangunnya masjid yang tercatat dibangun pada tahun 1902 itu, para tokoh Islam Tanah Karo di Kabanjahe pada masa itu terlebih dahulu meminta izin dari Sibayak Lingga.Â
Baca juga:Â Jalan-jalan ke Masjid Tertua di Tanah Karo, Merawat yang Terlupakan
Selain itu, apakah ada kaitan langsungnya atau tidak terkait keberadaan masyarakat desa Lingga yang merantau dan bermukim di berbagai tempat, tapi ada banyak tempat dan daerah yang juga menggunakan nama Lingga.Â
Katakanlah misalnya daerah bernama Tiga Lingga di Kabupaten Dairi, desa Lingga Muda, Kecamatan Lau Baleng, atau lebih jauh lagi Purbalingga di Jawa Tengah, tentu akan menarik bila ceritanya bisa ditelusuri.