Mohon tunggu...
Teopilus Tarigan
Teopilus Tarigan Mohon Tunggu... ASN - Pegawai Negeri Sipil

Pro Deo et Patria

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

"MJJ Coffee", Little Cafe on The Prairie

20 Agustus 2020   01:06 Diperbarui: 20 Agustus 2020   01:09 438
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
MJJ Coffee di Kawasan Relokasi Siosar (Dokpri)

Dia berujar, "Kesejahteraan masyarakat kita ke depannya akan semakin ditentukan oleh perkembangan dan penguatan kapasitas UMKM berbasis wisata".

Dalam pengertian ini yang dimaksudkannya adalah bahwa dalam setiap sendi kehidupan, masyarakat Siosar ini khususnya, dan Kabupaten Karo pada umumnya, harus semakin mencerminkan kepekaan dan kesadaran diri untuk bepikir, bersikap dan berperilaku sebagai seorang pelaku wisata.

Tanpa maksud untuk mengesampingkan pertanian, yang merupakan tulang punggung perekonomian daerah dan mata pencaharian mayoritas penduduk, pariwisata adalah komplementer yang memberikan nilai tambah bagi pertanian, atau sebaliknya. Pertanian dan pariwisata adalah potensi unggulan daerah yang saling melengkapi dan mampu memberikan dampak bagi masyarakat, hingga tingkat terendah dan dalam arti yang paling konkret.

Teori yang sudah lama dipahami, tapi jarang terlihat langsung dampaknya ini, dia tunjukkan dalam konsep Little Cafe on The Prairie di MJJ Coffe, di Siosar. Barista yang meracik berbagai varian kopi, yang namanya sebelumnya hanya pernah saya dengar di gerai-gerai kopi modern ini pun adalah pemuda-pemudi dari warga setempat, yang tentu saja sudah mendapatkan pembekalan dan pelatihan khusus. Begitu juga bubuk kopi yang digunakan berasal dari biji tanaman kopi yang dibudidayakan oleh para petani kopi, baik di Siosar sendiri maupun di Kabupaten Karo pada umumnya.

UMKM adalah sektor yang sangat penting, dan semakin terlihat arti pentingnya di masa pandemi Covid-19 seperti sekarang ini. Di saat sektor-sektor riil perekonomian lainnya terpukul, UMKM yang bukannya tidak ikut terpukul, tapi memiliki daya tahan yang tahan uji.

Barangkali karena jumlahnya yang banyak, serta cakupan konsumen dengan jumlah yang sangat banyak dan kebanyakan berada di akar rumput.

Kalau kita mau mengandaikan hal ini dengan metafora, barangkali angin puting beliung dalam badai lebih tidak berdampak pada rumput yang tumbuh tepat di atas tanah.

Bukan mau melebih-lebihkan, tapi data dan fakta sudah menunjukkan bahwa selama pandemi Covid-19 ini, justru sebagian besar tenaga kerja kita yang bekerja di sektor informal, yakni UMKM, adalah yang paling bertahan sebagai motor perekonomian negara kita.

Namun, jangan juga biarkan mereka berjalan sendiri, dengan menganggap bahwa bagaimanapun mereka akan kebal dengan badai. Barangkali bantuan kemudahan akses ke permodalan, atau dukungan insentif, kebijakan dan regulasi, adalah beberapa hal yang perlu untuk memperkuat kapasitas dan daya tahannya.

Bersyukur pada suatu hari, saya bisa mencicipi sanger, atau kopi susu atau coffee latte, seharga Rp 18.000 segelas di tempat ini. Anak-anak saya yang memesan Hot Chocolate juga hanya seharga Rp 15.000 segelasnya. Begitupun harga segelas kopi Americano, hanya Rp 15.000.

Barangkali kalau di tempat lain, harganya sudah selangit. Namun, di Siosar, yang sering disebut negeri di atas awan itu, harga minuman berkelas ini justru bisa lebih membumi. "MJJ Coffee", Little Cafe on The Prairie ini layak dikunjungi kembali. Ia membawa cita rasa minuman kopi berkelas yang bisa dijangkau semua kelas.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun