Mohon tunggu...
Teopilus Tarigan
Teopilus Tarigan Mohon Tunggu... ASN - Pegawai Negeri Sipil

Pro Deo et Patria

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Kita Nampak Tergesa-gesa tapi Tidak Produktif dalam Parasomnia

10 April 2019   11:31 Diperbarui: 10 April 2019   11:44 109
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: https://hellosehat.com

IMM adalah indikator baru dalam menilai pengaruh kebijakan pemerintah di bidang pendidikan dan kesehatan. Dari indeks itu, pemerintah bisa melihat apakah kebijakan mampu memberikan potensi produktivitas pada rakyatnya ketika masuk usia angkatan kerja nanti.

Nilai Indonesia dalam IMM yaitu 0,53 dengan batas bawah 0,52 dan batas atas 0,55. Nilai indeks paling tinggi adalah 1. Semakin nilai suatu negara mendekati angka 1, produktivitas penduduk semakin tinggi. Sebab, kesehatan dan pendidikan di negara itu sudah lebih memadai untuk mencetak generasi produktif.

Merujuk nilai negara-negara di kawasan, Indonesia mempunyai nilai IMM lebih rendah dari negara-negara Asia Pasifik. Nilai IMM di Asia Pasifik sebesar 0,62. Meski masih mempunyai nilai 0,53, namun Indonesia masih mempunyai nilai lebih tinggi dibanding negara-negara berpenghasilan menengah ke bawah. Rata-rata negara-negara di kelompok ini mempunyai nilai IMM 0,48.

Melihat gejala ketergesa-gesaan kita di tengah penilaian buruk terhadap produktivitas kita, saya mencoba mengkaitkannya dengan sebuah gejala yang dalam dunia kesehatan disebut segabai Parasomnia. 

Dari laman wikipedia dijelaskan bahwa Parasomnia adalah gangguan yang melibatkan kegiatan fisik yang tidak diinginkan atau pengalaman yang terjadi selama tidur, masuk ke tidur, atau gairah dari tidur. 

Gangguan tidur jenis ini lebih umum ditemukan pada anak-anak (5% -15%) dibandingkan orang dewasa (1%). Biasanya bersifat jinak, akan tetapi tidak menutup kemungkinan hubungan dengan adanya luka trauma, biasanya terjadi saat kita baru tertidur, sudah terlelap, atau saat terbangun dari tidur.

Parasomnia dapat berupa berbagai hal yang dialami oleh seseorang seperti gerakan, perilaku, emosi, persepsi, hingga mimpi yang tidak wajar. 

Meskipun kejadian tersebut terlihat tak wajar, biasanya penderita parasomnia tetap dalam keadaan tertidur sepanjang kejadian itu berlangsung. Terjadinya adalah setelah fase terlelap, atau di antara fase tertidur dan terbangun. Pada saat transisi ini, diperlukan stimulus yang cukup kuat untuk membangunkan seseorang, dan akan sulit bagi penderita parasomnia untuk menyadari perilakunya.

Gejala gangguan ini ditandai dengan gerakan badan penderita seperti berjalan sambil tertidur, dan sesaat setelah terbangun penderita akan mengalami disorientasi atau kebingungan. 

Meskipun tidak berbahaya secara langsung, gejala ini dapat menimbulkan bahaya karena penderita tidak dapat melihat objek di sekitarnya sehingga dapat menyebabkan terjatuh, tertabrak, atau tertimpa sesuatu.      

Hanya sebuah otokrotik kepada diri sendiri dan kecintaan kepada bangsa yang kepadanya saya tidak ingin berjalan dalam tidur, dan kebingungan saat terbangun dari tidur dan mendapati diri sudah jatuh ditimpa sesuatu. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun