Mohon tunggu...
Marjono Eswe
Marjono Eswe Mohon Tunggu... Lainnya - Tukang Ketik Biasa
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Menulis Bercahayalah!

Selanjutnya

Tutup

Analisis Pilihan

Jalan Terjal Demokrasi di Tengah Pandemi

30 September 2020   14:52 Diperbarui: 30 September 2020   14:54 90
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Analisis Cerita Pemilih. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Kita harus menyadari bahwa sukses pilkada damai tentu merupakan indikator yang jelas bagi sukses pelaksanaan kehidupan demokrasi di negeri ini. Kualitas inilah yang akan menempatkan proses konsolidasi demokrasi Indonesia pada tingkat yang lebih tinggi. Suatu kondisi yang akhirnya dapat meningkatkan kualitas kehidupan di daerah, berbangsa dan bernegara ke arah yang lebih baik.

Prinsip 3M

Untuk mencapai sukses Pilkada memang bukan hal yang mudah. Harus lebih proaktif dalam banyak hal khususnya berkaitan dengan setiap agenda Pilkada yang dijalankan, khususnya saat kampanye dan setelah pencoblosan yang sangat rawan gesekan masa. Memaksimalkan semua potensi yang ada secara optimal, cermat, dan efisien harus kita lakukan. Mulai dari sosialisasi dan persiapan pilkada yang baik.

Kita banyak berharap, kampanye di media sosial hendaknya jangan sampai diwarnai dengan maraknya berita bohong (hoax) dan isu-isu SARA yang meresahkan masyarakat. Pada saat kampanye, partai politik hendaknya fokus pada penyampaian visi, misi dan programnya kepada masyarakat. Hindari isu-isu primordial. Jangan mengadu domba. Jangan sampai kehidupan masyarakat berbalik kisruh gara-gara kampanye. Marilah kita semakin dewasa dalam berpolitik, dengan memilih calon pemimpin daerah yang memiliki kapasitas, kredibilitas, integritas serta gagasan besar untuk menyelesaikan berbagai persoalan bangsa.

Peningkatan akurasi data pemilih sampai pada pemantauan dan pengawasannya mesti m,enjadi perhatian aparat terkait maupun penyelenggara pilkada. Kita perlu mendorong para pemilih untuk menggunakan hak pilihnya dan berupaya meningkatkan kapasitas pengawasan agar tidak terjadi praktik - praktik yang berpotensi menghambat penyelenggaraan pilkada yang demokratis dan berkualitas.

Jangan sampai ada kasus pemilih takut menggunakan hak pilihnya karena covid-19. Untuk itu, Sandart Operasional Prosedur di tiap TPS haruslah diperhatikan secara seksama. Prinsip 3M (Memakai Masker, Mencuci Tangan, Menjaga Jarak) harus dilaksanakan dengan ketat. Jangan sampai Pilkada malah menjadi kluster baru penularan covid-19. Kita harus jaga betul koridor tersebut. Akhirnya, kita minta semua bisa saling menjaga dan mengingatkan.

Kita tentu bisa belajar dari negara-negara yang tetap lanjut dengan perhelatan pemilu, yaitu Amerika Serikat, Korea Selatan, Singapura, Belarusia dan Kemungkinan menggelar juga adalah Jepang (kabar24.bisnis.com, 8/9/2020). Demokrasi melawan pandemi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun