Maruarar Sirait merupakan politisi PDIP yang setia, namun belum memperoleh jabatan menteri dalam kabinet Jokowi. Dengan demikian penunjukannya sebagai ketua pengarah kompetisi sepakbola Piala Presiden dapat dianggap sebagai 'test case' kemampuannya untuk menjabat Menpora.
Entah masuk pada resuffle berikutnya atau nanti pada periode kedua Jokowi - tentu jika Jokowi terpilih lagi.
Tetapi mungkin juga harapan Maruarar terganjal mengingat kapabilitasnya masih di bawah standar, terbukti dengan kisruh penyerahan tropi. Maruarar menyatakan bertanggungjawab penuh atas pelecehan terhadap Gubernur DKI. Tetapi yang dipikulnya adalah tanggungan untuk menjawab, sedangkan tanggung badan tetaplah Jokowi.
Kedangkalan Maruarar telah mengakibatkan Jokowi di-bully di medsos. Jokowi mesti menjelaskan mengapa semua ini bisa terjadi. Disisi lain situasi ini melambungkan nama Anis Baswedan dan menjatuhkan popularitas Jokowi. Lebih jauh lagi bisa membuat Jokowi terhambat menuju periode kedua.
Jika demikian apalagi yang diharapkan Maruarar? Nasi sudah menjadi bubur. Tinggallah sekarang menunggu hasil akhir kemana perginya bola liar ini.
