Mohon tunggu...
temali asih
temali asih Mohon Tunggu... Guru -

berbagi dan mengasihi

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Fenomena Reuni dan Hikmahnya

17 Desember 2018   11:00 Diperbarui: 18 Desember 2018   20:58 553
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Ibu guru adalah guru favoritku, mana mungkin lupa sama ibu. Tetap semangat ya, Bu!"

Betapa ungkapan kecil serupa do'a-do'a yang menembus hati mereka. Membuat sebagian besar mata guru-guru berkaca-kaca dan mengalirkan air mata. Bentuk perhatian yang mendatangkan keharuan.

Beberapa dari guru yang tidak bisa hadir karena sakit atau sudah berpulang mendahului, para peserta reuni dengan sengaja menyempatkan waktu untuk berdo'a secara khusus agar yang sakit disembuhkan dan yang telah berpulang diridhai dan diberi tempat yang layak disisi-Nya.

Mengapa semua tentang guru yang kuangkat dalam tulisan ini? Karena kebetulan profesiku sama dengan mereka. Bedanya aku mengajar anak-anak yang masih berusia diantara 7-14 tahun. 

Ada beberapa guru semasa SMA, yang tetap kuingat nasehatnya. Seperti nasehat Pak Asep Hilman yang sempat menjabat Kadisdik Jawa Barat. Beliau mengatakan dengan sungguh-sungguh: "Baca, baca dan baca! Membaca, membuka mata kita dan membuat kita lebih bijaksana."

Terlepas dari segala hal yang telah menimpa beliau, sekaligus dalam tulisan ini saya mendo'akan agar Allah mengembalikan nama baik dan kehormatan beliau seperti sediakala. Insya Allah.

Apa yang istimewa dari perintah beliau membaca? Bukankah guru-guru lain pun memerintahkan hal yang sama?

Dari mulut guru yang satu ini perintah membaca tak hanya sebuah perintah. Ia telah lebih dulu membuka mata hatinya dengan membaca. Apa yang beliau kisahkan selalu menarik perhatian kami sebagai siswa-siswanya. Salam hormat saya untuk beliau yang belum juga bisa bertemu secara langsung setelah perpisahan  dua puluh lima tahun lamanya.
***
Bagaimana rasanya bertemu teman-teman lama? 

senyum keceriaan peserta reuni/dokpri
senyum keceriaan peserta reuni/dokpri
Sumber : dokpri
Sumber : dokpri

Pastilah rasanya istimewa. Apalagi bila teman tersebut jarang berjumpa dan keadaannya baik-baik saja. Tidak dipungkiri kesedihan juga menyeruak atas kabar beberapa sahabat yang telah berpulang lebih dulu. Ada rasa teriris apabila teringat masa lalu dan beberapa cerita tentang mereka tak hilang ditelan sang waktu. Tiga teman yang pernah sebangku telah berpulang mendahului. Kerinduan untuk mereka hanya bisa terungkap dalam bentuk do'a.

"Jadi lupakan reuni yang hanya membuat perpecahan antara suami dan isteri karena CLBK!" (Begitu pesan dari Didan, vokalis grup musik ME saat mengisi acara hiburan di reuni ini)

Pelajaran utamanya sebuah reuni, selain kegembiraan yang hingar-bingar juga saling mengingat bahwa usia tak akan mungkin selamanya muda. Ada pertemuan juga perpisahan, baik sementara atau selamanya. Berjanji untuk menjadi persona yang lebih baik lagi bukan hal utopis. Tapi, mulai diwujudkan dari dalam diri dan lingkungan keluarga hingga kemudian bisa mengimbas kepada lingkungan yang lebih luas.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun