Mohon tunggu...
Teguh Subrata S.IP
Teguh Subrata S.IP Mohon Tunggu... Seniman - Open mind for a different view.

Alumnus International Relations Pasundan University of Bandung - Bachelor Degree in Political Science

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Filsafat Stoicism (Zeno of Citium)

11 Juni 2020   01:49 Diperbarui: 11 Juni 2020   06:20 1480
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Oke, stigma dan konotasi berat atas kata “filsafat” menjadikan mayoritas orang enggan untuk menyelaminya, padahal tidak juga,  aliran filsafat stoicism atau yang dapat saya artikan secara personal sebagai sebuah seni untuk bersyukur terhadap hidup ini menjadi anti thesis bahwa tak semua filsafat berkonotasi berat. Filsafat stoicism ini malah mudah untuk dipahami dan praktikal. Aliran ini cenderung tidak berlawanan dengan ideologi lain, agama, atau aliran-aliran lain. Ideologi ini kalo gak salah di besarkan oleh tiga orang keren yaitu Seneca, Epictetus, dan Marcus Aurelius. Filosofi ini gak punya batasan tertentu untuk penganutnya. Siapapun anda, kaya atau miskin, berkuasa atau menjadi budak, semuanya bisa menggunakan aliran stoic.

Ada 4 prinsip stoicism

  • Bahwa Tuhan (dalam bentuk dan wujud apapun itu) akan selalu "care" pada seluruh mahkuk hidup.
  • Hidup yang penuh dengan kebijaksaan itu penting untuk kebahagiaan kita.
  • Bahwa alam semesta bekerja dalam harmoni, dan kita harus hidup harmonis dengan alam.
  • Bahwa semua hal yang terjadi itu pasti ada alasannya. Hal baik/ buruk pasti sudah diatur oleh satu kekuatan yang lebih besar dari segala yang ada di alam semesta.

"Mengutamakan ketenangan batin", penganut filosofi ini biasanya akan lebih mudah untuk bersyukur, even dalam keadaan atau kondisi tersulit sekalipun. Karena mereka mempercayai bahwa Tuhan akan tetap "care" dan tetap selalu peduli dengan memberikan jalan keluar pada tiap-tiap kesulitan yang mereka hadapi. 

Orang-orang stoic, meskipun percaya takdir dan rencana Tuhan, tetap merupakan orang yang rasional. Justru merupakan orang yang sangat rasional. Mereka mampu mengontrol emosi mereka dengan baik.

Filsafat stoicism juga merupakan aliran yang sangat memanusiakan manusia dan menekankan bahwa kita (manusia) adalah mahluk yang rasional/ memiliki akal, agar kita selalu mempertimbangkan kebijaksanaan kita dalam hidup bersama manusia lainnya. Itulah yang membedakan kita dengan mahluk yang lain. Menuju pada prinsip stoicism yang kedua, kita harus hidup dengan penuh kebijaksanaan untuk tetap pada "line" yang benar dalam menjalani hidup.

Prinsip pada poin ketiga, menggambarkan bahwa kita hidup harus terus harmonis dengan alam. Alam semesta yang harmonis tercipta atas dasar harmonisasi antara kita (manusia) dan alam semesta itu sendiri. Which mean we have to care to every living things.

Prinsip pada poin keempat, menegaskan bahwa kita manusia sebagai ciptaan sangat berpegang teguh, yakin dan mempercayai bahwa segala sesuatu didalam "hidup" yang sedang kita hidupi ini sudah diatur oleh yang Maha Kuasa.
Interpretasi tiap individu dan agama itu berbeda-beda meskipun pada akhirnya
Tiap-tiap individu yang beragama Islam seperti saya dapat menginterpretasikan bahwa kekuatan besar yang dimaksud  mengatur segalanya itu adalah Allah SWT.

Setiap individu yang memahami sisi positif dari filsafat stoicism ini juga secara langsung memahami bahwa segala sesuatu yang terjadi dalam hidup ini telah diatur oleh Allah SWT. Dan segala kesulitan juga akan diberikan kemudahan oleh Allah SWT.

Sekarang hanya bagaimana cara kita melihat sisi positif dari setiap hal yang ada di dunia ini (even bad things), entah itu melalui air kopi yang kita minum setiap hari, atau mungkin malah melalui orang lain yang sosoknya setiap hari kita temui namun sebenarnya belum kita temui secara pemikiran.

Teguh Subrata.
Sekian, terimakopi
...

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun