Mohon tunggu...
Abdul Rahman
Abdul Rahman Mohon Tunggu... Jurnalis - Jurnalis dan penulis

Kenikmatan yang diberikan Allah juga ujian.

Selanjutnya

Tutup

Film

Dari Diskusi Film Horor

25 Agustus 2019   00:29 Diperbarui: 25 Agustus 2019   00:30 106
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Adapun persoalan yang menyelimuti filmhoror Indonesia yang kerap tidak mendapat jatah layar yang memadai, Pramu Risanto memberi solusi yang jika benar-benar dilaksanakan bisa mengatasi masalah tersebut.

''Jika kesulitan mendapat ruang untuk memutar film horor, maka perlu dicari jalan alternatif. Perlu adanya alternatif akses masyarakat untuk menonton film di semua daerah. Jadi mereka menonton tidak hanya di XXI. Bahkan bukan hanya film horor, film lain pun jadi punya alternatif untuk diputar,'' kata Pramu Risanto.

dokpri
dokpri
Masih menurutnya, dulu masyarakat bisa menonton melalui  layar tancap atau Bisokop Misbar, kalau gerimis bubar. Dan masyarakat  di daerah tetap bisa menikmati dengan cara menonton di layar tancap. Malah lebih tepat lagi jika film yang diputar adalah film-film horor. Nah tinggal teknis pelaksanaannya apakah dengan menggunakan jaringan Indomart atau Alfamart  yang sudah ada hingga ke pelosok daerah.   

Karena diskusi ini sifatnya sama-sama mencari jawaban untuk memecahkan masalah, bukan perdebatan dan mencari salah benar. Sehingga malah lebih produktif. Muncul ide-ide baru. Tak ada yang takut menyampaikan pendapat. Itu juga yang disampaikan Pramu Risanto sebaiknya sineas itu tak perlu ragu -- ragu dan merasa dibatasi dalam berkarya. Bebas saja. Jangan berangkat dari ketakutan. Tapi dimulai dari kreatifitas. 

Diskusi makin mantap dan makin lengkap manakala Muhammad Bagiono yang mewakili PAFINDO memaparkan pandangannya bahwa rasa takut itu adalah hasrat. Bagiono membuka dengan teori Sigmund Freud bahwa segala tindakan manusia didasari atas hasrat.   Lebih jauh Bagiono  memaparkan, film Indonesia sudah ada sejak tahun 1930-an dan eksis hingga sekarang.

'' Film horor sekarang masih berkutat pada hantu yang itu -- itu saja. Dalam pencarian saya sedikitnya ada 26 jenis hantu dan umumnya belum banyak diketahui,'' tutur Bagiono.

Upaya Bagino untuk menginvestigasi bentuk -- bentuk hantu,  agar film horor bukan hanya khayalan atau ilusi semata. Tapi ada bukti otentik yang bisa dipertangungjawabkan secara akademis. Sebab bisa terekam dengan kamera dan bisa disaksikan banyak orang. Bahwa jenis hantu yang berhasil ditangkap adalah seperti itu. Usaha yang dilakukan Bagiono adalah untuk menjawab tantangan bahwa ternyata banyak jenis hantu yang hidup di sekitar kita. Bhakan jenis hantu pocong saja ada tiga jenis, pocong yang warna kuning, merah dan emas.  Dan menurutnya,  bentuknya agak sedikit berbeda dari yang dikenal selama ini. Dan film horor sempat dipandang miring masyarakat karena kerap dibumbui esek-esek.

''Terlepas dari pandangan miring, masyarakat maupun pemerintah,  film horor masih eksis hingga sekarang. Dan ekssitensi itu harus diapresiasi sampai sekarang,'' tandas Bagiono.

dokpri
dokpri
Soal pandangan miring dari si pemilik jaringan  layar bioskop dan pandangan miring juga dari panitia pemberi penghargaan yang paling merasakan adalah Produser Flm. Nah salah stau yang kerap merasakan itu tak lain Ody Mulya Hidayat dari max Pictures. Produser yang telah melahirkan puluhan film horor yang laris manis ini tak habis mengerti sikap pemilik jaringan layar bioskop yang kerap sedikit menahan untuk pemutaran film horor.

Menurt Ody Mulya Hidayat, produksi film horor Indonesia setiap tahun bisa mencapai 450 judul film. Hanya saja tidak semua bisa mendapat kesempatan untuk diputar. Kalaupun bisa diputar pada jadwal tahun depan. Padahal kalau mau bicara untung, film horor Indonesia lebih sering  mendatangkan untung. Sudah berkali-kali film horor masuk deretan box office film Indonesia.

dokpri
dokpri
''Film horor produksinya murah tapi penjualannya bagus. Hanya butuh tim mini yang solid. Cukup syuting selama 12 hari (10 hari dikerjakan oleh 2 Tim) dan sisa 15 hari untuk editing dan post pro. Film Horor menjadi genre film yang banyak di tonton, drama horor dengan marketnya yang sangat digemari. Film Horor tidak mahal. Kontennya menarik. Jadi Film Horor harus diapresiasi. Mengapa ceruk pasar film horor yang besar ini harus ditinggalkan, harus dibatas batasi. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun