Mohon tunggu...
Teguh Ari Prianto
Teguh Ari Prianto Mohon Tunggu... Penulis - -

Kabar Terbaru

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Mendulang Asa TV menjadi Partner Pendidikan Era Digital

5 November 2022   10:12 Diperbarui: 23 November 2022   12:15 1015
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi pengembangan pendidikan melalui tayangan TV Digital.| Dok Polytron via Kompas.com

Jika saja pemahaman pendidikannya itu parsial, khusus mengarah kepada dunia media massa saja mungkin kita bisa cepat paham. Tetapi jika diartikan umum, tentunya kita harus lebih banyak menggali lagi pengertian-pengertian pendidikan dari referensi-referensi yang berkembang.

Pendidikan itu menyisir individu-individu agar keberadaanya terhindar dari kebodohan. Upaya menghindarkan seseorang dari keadaan bodoh, maka dilakukanlah usaha mendidik.

Ki Hajar Dewantara memperkuat makna mendidik sebagai suatu cara menuntun segala kekuatan kodrat pada anak. Bersama kekuatan kodrat yang terbimbing itu -saat manusia berada sebagai anggota masyarakat- dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya.

Jika benar pendidikan dan jalan mendidik yang dikemas media massa atau televisi mengarah ke sudut pandang itu, sudah dipastikan masyarakat Indonesia hidup dalam derajat kemakmuran yang tinggi.

Dalam menerjemahkan TV kaitannya dengan pendidikan, pemerintah secara resmi meluncurkan TVE (disingkat dari Televisi Edukasi).

Harapan peluncuran TVE yaitu untuk menyebarkan informasi di bidang pendidikan dan berfungsi sebagai media pembelajaran masyarakat.

Tepat tanggal 12 Oktober 2004, Menteri Pendidikan Nasional (Mendiknas) pada saat itu, Abdul MalikFadjar, meresmikan TVE di Jakarta, simbolis penandatanganan batu prasasti sebagai tanda TVE mulai resmi mengudara. TV milik Kemendiknas Indonesia ini, siaran direlai oleh TVRI.

Sejalan dengan tujuan Mendiknas, TVE diharapkan mampu memberikan layanan siaran pendidikan berkualitas untuk menunjang tujuan pendidikan nasional terutama untuk sasaran peserta didik dari semua jalur, jenjang, dan jenis pendidikan, praktisi pendidikan, dan masyarakat.

Euforia Kebebasan Pres

Kenyataan pemberlakukan UU Pokok Pers pada 1999 , berbuah sebuah realitas lain. Masa reformasi, membawa dunia pertelevisian Indonesia kepada eforia. Maraknya tayangan TV dari berbagai siaran stasiun yang ada, menimbulkan masalah sosial baru.

Anak-anak, beberapa diantaranya menjadi korban tindak kekerasan pasca menonton tayangan TV dengan konten tarung bebas semacam Smack Down. Korban luka-luka bahkan meninggal akibat sikap kekerasan bermunculan dalam permainan yang mereka tiru dari TV.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun