Program kompor listrik atau kompor induksi rencananya akan dibagikan kepada pelanggan listrik 450 dan 900 VA.
Rencana program tersebut dinilai tidak akan banyak membebani dan sudah dirancang sedemikian rupa. Penambahan daya 900 VA atau 1300 VA hanya dapat dialirkan untuk kompor induksi dan perabot lain yang mendukung kompor induksi.
Untuk masyarakat yang menjadi pelanggan listrik 1300 VA ke atas, sepertinya punya pilihan mau beralih ke kompor listrik, atau tetap pakai gas dengan tabung sedang atau besar (5 Kg & 12 Kg). Gas dengan 2 jenis tabung tersebut tidak disubsidi.
Kisaran harga di pasaran Rp.75.000 (pemakaian 10 hari) dan Rp.157.000 (pemakaian 3 minggu) untuk rumah tangga sedang. Sedikit lebih murah dari beban penggunaan kompor listrik non induksi.
Jogjakarta menjadi salah satu kota yang sudah mempersiapkan diri menghadapi penerapan program kompor listrik ini. Warga calon penerima sudah mulai didata oleh lembaga-lembaga penunjang dari kalangan pemerintah maupun lembaga kemasyarakatan secara swadaya.
Konversi penggunaan gas bersubsidi kepada kompor listrik, menjadi perhatian serius bagi banyak kalangan.
Kebijakan konversi bahan bakar semacam ini, mengingatkan kita kepada pengalaman dulu yaitu konversi minyak tanah kepada gas.
Dengan pengalaman tersebut, jika saja konversi akan dilakukan lagi pada waktu-waktu mendatang, pemerintah diharapkan bisa lebih cermat dan penuh kehati-hatian.
Pasalnya, saat ini kondisi ekonomi yang masih sulit, masyarakat masih harus berjuang keras meningkatkan kemampuan daya beli.