Mohon tunggu...
tegar wahab
tegar wahab Mohon Tunggu... Mahasiswa STAI Bhakti Persada

Main musik

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Pemasaran Abad ke-21: Dari Teori Klasik Menuju Strategi Digital

15 September 2025   09:39 Diperbarui: 15 September 2025   09:34 7
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pemasaran sejak dulu menjadi bagian penting dalam bisnis. Pada teori klasik, pemasaran dipahami sebagai upaya mengenalkan produk, menarik perhatian konsumen, dan menciptakan penjualan. Konsep ini menekankan bagaimana perusahaan harus memahami kebutuhan pasar, menyusun strategi, lalu menyalurkan produk hingga ke tangan konsumen. Namun memasuki abad ke-21, pemasaran berkembang menjadi sesuatu yang lebih luas: bukan sekadar promosi, melainkan strategi membangun hubungan jangka panjang dengan pelanggan.

Ruang lingkup pemasaran modern kini mencakup pengalaman konsumen, interaksi dua arah, hingga nilai tambah sebuah merek. Konsumen tidak hanya membeli barang, tetapi juga mencari makna dan identitas dari produk yang digunakan. Karena itu, pemasaran abad ke-21 erat kaitannya dengan branding, storytelling, dan pendekatan emosional yang lebih personal.

Sifat pemasaran pun ikut berubah. Jika dulu banyak bertumpu pada intuisi, kini pemasaran bersifat dinamis, interaktif, dan berbasis data. Analisis perilaku konsumen, algoritma media sosial, dan tren digital membantu perusahaan merancang strategi yang lebih tepat sasaran. Konsep 4P (Product, Price, Place, Promotion) pun meluas menjadi 7P dengan menambahkan people, process, dan physical evidence yang relevan dengan dunia jasa dan pengalaman pelanggan.

Dalam perencanaan strategik, teori klasik tetap penting, tetapi harus dipadukan dengan inovasi digital. Kehadiran media sosial, marketplace, hingga kecerdasan buatan menuntut perusahaan lebih adaptif. Kampanye pemasaran tidak lagi berjalan satu arah, melainkan memberi ruang interaksi dan umpan balik. Semakin terbuka perusahaan pada konsumen, semakin besar peluang membangun kepercayaan.

Pemasaran abad ke-21 pada akhirnya adalah seni menjaga keseimbangan antara dasar-dasar klasik dan strategi digital. Siapa pun yang ingin relevan di era ini, baik mahasiswa, praktisi, maupun pelaku usaha, perlu memahami bahwa pemasaran modern bukan hanya soal menjual produk, tetapi juga membangun hubungan jangka panjang yang berlandaskan nilai, pengalaman, dan kepercayaan.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun