Mohon tunggu...
tegarsianipar
tegarsianipar Mohon Tunggu... Freelancer - "Si Vis Pacem, Para Bellum"

Buku, Saham, Musik, Bola dan Imajinasi

Selanjutnya

Tutup

Financial Pilihan

Apa Itu Saham?

2 September 2022   18:18 Diperbarui: 2 September 2022   18:30 329
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: Rangkul Teman

Bagi saya orang yang masih belajar saham ini dan baru belajar sekitar 1,5 Tahun, saya mengartikan saham sebagai suatu bentuk kepemilikan atas sebuah bisnis perusahaan.

Jadi ketika kita membeli saham kita tidak hanya membeli sejumlah lembar atau lot saham, namun dibalik itu kita seharusnya dengan sadar secara bangga bahwa kita juga turut sebagai pemodal suatu usaha yang besar.

Di dalam definisi nya menurut KBBI, saham diartikan sebagai bagian, andil atau sero (tentang permodalan).

Saya sendiri baru mulai belajar mengenai investasi saham di akhir desember tahun 2020, banyak kebodohan yang sudah saya lakukan yang menyebabkan saya rugi, yang padahal seharusnya untung, contoh pada saat saham PNLF (Panin Life Financial) jatuh di harga 178, saya membeli beberapa lot dengan modal 14 juta.

Karena sudah cukup lama menunggu namun tak kunjung naik dan pada saat itu saya kebetulan sedang membutuhkan uang pula jadi saya putuskan menjual saham PNLF sewaktu nilainya turun di harga 170 per lembar kalau saya tidak salah, saya merugi sekitar 2-3 jutaan, padahal kalau saya hold samai sekarang harga nya sudah menyentuh di 400 an, artinya kalau saya sabar dan menunggu nya sampai sekarang saya seharusnya sudah menikmati keuntungan hampir 150%.

Namun dari hal inilah saya belajar pelan-pelan, hingga per bulan agustus kemarin saya sudah mengakumulasikan semua kerugian saya dimasa belajar dan menguranginya dengan keutungan yang sudah berhasil saya peroleh, dah hasil penjumlahan nya, ternyata saya berhasil mengumpulkan keuntungan yang lumayan dari saham BMTR yang saya beli.

Ya kalau dipikir-pikir saya menggangap kerugian saya dulu itu sebagai biaya belajar lah, dan sekarang pelan-pelan terbayarkan biaya pelajaran itu, sampai hari ini saya masih memegang saham-saham saya dengan akumulasi keuntungan masih mencapai sekitar 18%.

Saya tidak mau lagi ceroboh, tidak sabar dan bernafsu untuk menjual saham saya kali ini, saya mau menerapkan apa yang saya pelajari tentang value investing dengan benar, saya berusaha menjaga emosi saya sampai harga saham saya kembali ke harga wajar nya baru saya jual.

Pasalnya dalam hal investasi saham ini, aliran saya adalah kea rah value investing, sama seperti pak lo kheng hong panutan saya dalam berinvestasi.

Tahun 2022 merupakan tahun yang cukup berat kita rasakan banyak masalah bermunculan seperti, masalah perang rusia dan ukraina yang mempengaruhi kondisi global dan masalah harga bahan-bahan pangan di dunia melonjak naik.

Belum lagi pulih dari akibat pandemi covid-19 kita sudah dihantam lagi oleh berbagai badai masalah yang datang, inflasi meningkat, kemiskinan meningkat dan bertambahnya pengangguran akibat dari banyak pekerja yang dirumahkan sewaktu covid mengganas.

Tahun 2020 sewaktu berita tentang covid-19 sedang hangat-hangat nya, semua kondisi memburuk, IHSG (Indeks Harga Saham Gabungan) jatuh ke titik terendahnya dalam beberapa tahun terakhir, sempat menyentuh di level 4100.

Harga-harga saham yang diperdangkan pun turun tajam, akibatnya banyak orang yang menjual saham nya dikarenakan harga saham yang mereka pegang terus mengalami penurunan, contohnya saja saham bank BRI (BBRI) yang sempat turun jauh sampai ke level 2100 pada bulan mei 2020

Apabila seseorang saat itu membeli saham BBRI dengan modal 50 juta di harga 2100 maka saat ini uangnya sudah 100 juta lebih karena keuntungannya sudah mencapai 100% lebih karna per artikel ini dibuat harga saham BBRI adalah 4450.

Hanya dalam kurun waktu tidak sampai 3 tahun uang yang tadi diinvestasikan ke saham berlipat ganda 100% lebih, sungguh kesempatan cemerlang apabila seseorang yang saat itu membeli saham dan memegang nya sampai hari ini.

Saya banyak belajar dari nasihat-nasihat pak lo kheng hong, warren buffet, Charlie munger, peter lych, saya juga mencoba membaca buku karya Benjamin Graham yang berjudul "The Intelligent Investor" banyak hal yang saya belajar hanya bermodalkan Youtube dan buku.

Namun saya sampai saat ini masih dalam tahap amatir dan masih belajar juga, saya harap pembaca artikel ini juga mau sama-sama menjadi teman saya untuk belajar tentang investasi saham di pasar modal.

Sumber: saham pemenang
Sumber: saham pemenang

Karena kalau pasar modal kita maju, maka ekonomi negara ini juga akan turut berkembang dan IHSG kita juga akan terus ikut bertumbuh.Semakin banyak masyarakat yang melek investasi saham, maka akan semakin sejahteralah iya.

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun