Sayangnya, hal semacam ini masih sangat kurang akibatnya ketika tamat sekolah anak-anak tidak mempunyai bekal pikiran yang cukup untuk memulai usaha, sehingga terbentuklah mental untuk menjadi pekerja, saya tidak menyalahkan apabila seseorang ingin menjadi pekerja itu juga baik, namun alangkah lebih baiknya apabila variabel inovasi ide tentang setelah tamat mau jadi apa menjadi lebih luas dan tidak sempit.
Saya sering bertanya kepada adik-adik atau mendengar jawaban kalau guru atau orangtua menanyai cita-cita anaknya seringkali jawabanya menjadi polisi, tentara, guru, pilot dll, yang identik dengan menjadi karyawan. Jarang saya mendengar ketika anak ditanya orangtua atau gurunya menjawab ingin menjadi pengusaha. Hal itu tak lepas dari kurangnya pendidikan tentang menjadi pengusaha dan kekurangan materi pelajaran untuk mengenal bisnis.
2. Doktrin keluarga untuk menjadi PNS
Keluarga besar, orangtua, guru, lingkungan sekitar cenderung sangat menginginkan anak atau keluarganya untuk menjadi PNS, doktrin menjadi PNS agar penghasilan jelas dan masa tua terjamin masih sangat kental dalam alam bawah sadar masyarakat di Indonesia.
Saya sampai pernah mendengar orangtua yang marah apabila anaknya tidak mau tes CPNS. Padahal kalau kita ketahui dan baca, lebih dari 100 orang terkaya di dunia saat ini mana ada yang pekerjaannya PNS atau pegawai atau karyawan, rata-rata dari meraka adalah pengusaha, investor, atau penemu sesuatu.Â
Namun di Tahun 2022 ini dan tahun-tahun kedepan saya percaya bahwa jumlah pengusaha akan perlahan bertambah, ataupun jumlah pendaftar CPNS akan terus berkurang dikarenakan peluang usaha dari bidang teknologi sudah mulai banyak, tidak heran mengingat pada bulan Mei 2022 kemarin timbul fenomena banyak peserta seleksi CPNS yang mengundurkan diri, ketika mengetahui jumlah gajinya.
3. Ketakutan untuk memulai bisnis
Hal yang paling sulit adalah mencoba untuk memulai, maka benarlah Quote terkenal yang di proklamirkan oleh pendiri Tokopedia pak Wiliam Tanuwijaya "Mulai aja dulu".
Saya pribadi sangat suka dan setuju dengan jargon ini, karena dalam bisnis ya memang benar, mulai aja dulu. Meski, kadang dalam prakteknya seringkali kita memprediksi hal-hal buruk di luar dan di dalam pikiran kita, sehingga mempengaruhi psikologi kita untuk takut bertindak.
Hal ini ditimbulkan dari berbagai faktor mulai dari pengalaman buruk dalam memulai bisnis dan juga cerita-cerita orang sekitar yang membuat seseorang takut untuk memulai.
Sebenarnya hal ini bisa diperbaiki dengan cara memperbanyak membaca buku tentang usaha dan mendengarkan kisah-kisah inspiratif dari tokoh-tokoh pengusaha yang sukses agar pikiran kita bisa lebih terbuka, jangan terus berpikiran tidak percaya, dan skeptis, dengan dalil, "Ah,mereka kan punya ini, ah merekan kan anak si ini, atau mereka memang sudah kaya sejak lahir, tapi aku tidak".
