Krisis iklim adalah persoalan mendesak yang menuntut aksi nyata di semua level, termasuk pendidikan. Dalam hal
ini, guru menjadi agen perubahan utama, Agent of change, dalam mengintegrasikan nilai-nilai keberlanjutan ke dalam proses
pembelajaran.
Guru PAI MAN 3 Bantul, Muhammad Tawab, hadiri undangan sebagai bagian dari gerakan nasional Temu Pendidik Nusantara (TPN) XII yang dilaksanakan Senin (16/06/2025) di Pondok Pesantren Afkaaruna, Ngaglik, Sleman.
TPN XII mengangkat tema, menyiapkan generasi tangguh iklim dimulai pembukaan, sambutan, Talkshow, dan pendidikan kelas.
Acara pembukaan dimulai pukul 09.00 oleh Khulil Khasanah, S.Pd.SD.,M.Pd. Pembacaan kalam ilahi oleh Muhammad Fathurrohman.
Dilanjutkan acara sambutan oleh
KH. Syamsul Ma'arif seraya mengucapkan ahlwan wasahlan kepada para peserta yang berjumlah 150 orang.
Ma'arif mengatakan TPN XII ini pertama kali diadakan di Sleman. Saking terlalu sibuknya para pendidik dan kepala sekolah sehingga kurang respon terhadap perubahan iklim. Acara ini mengambil tema, Iklim Pendidikan dan pendidikan iklim. Karena perubahan iklim menjadi isu besar dunia yang memerankan dari llmuwan, politisi, tetapi tidak melibatkan guru. Hampir 99% para ilmuwan meyakini perubahan iklim terjadi pada awal revolusi industri sehingga muncul badai.
Maka, pendidik menyikapinya percaya atau tidak (skeptis)", tandasnya.
Sambutan selanjutnya dari kepala Dinas kabupaten Sleman oleh Mustadi dengan menjelaskan term iklim pendidikan merupakan unsur sekolah, norma, dan kurikulum.
Sedangkan pendidikan iklim adalah upaya menyikapi perubahan iklim nyata dan mencari solusi dari dunia pendidikan untuk kemaslahatan generasi selanjutnya."TPN bukan sekadar tempat kumpul para pendidik tetapi juga menjadi tempat praktik baik", harapnya.
Talkshow: Iklim Pendidikan dan Pendidikan Iklim
Acara talkshow dibuka oleh Hj. Nur Jannah,M.Si. Keynote Speaker yang diundang diantaranya Dr. H. Ahmad Bahiej, S.H. , M.Hum. (Kepala Kanwil Kementerian Agama Yogyakarta),
Sari Oktaviana, S.Sos., MA.
(pengembang kurikulum), dan Nismatul Khoiriyah, S.Pd., M.S.I, (guru berprestasi).
Bahiej merupakan alumni Pesantren Pandanaran menceritakan bahwa perubahan iklim tahun 1980 dan sekarang sangat beda. Dahulu kendaraan sepeda, becak yang ramah lingkungan dan kendaraan sekarang menimbulkan pencemaran. Tema ini sesuai program ekoteologi yang digagas oleh Prof. Dr. KH. Nassaruddin Umar.
"Dasar ekoteologi, dalam musim haji, jamaah dilarang memotong atau mencabut tumbuhan dan apalagi membunuh hewan. Maka kemarin dalam pelantikan,praktik baik ekoteologi setiap peserta menanam satu pohon di kantor atau tempat ibadah sehingga berjumlah 71rb. Dengan rincian peserta PPPK Yogyakarta berjumlah 508 orang dan CPNS 358",terangnya.
Khoiriyah, keynote speaker, merupakan
guru berprestasi dari MTsN 1 Yogyakarta. Ia melihat di madrasahnya para pendidik masih kurang sadar terhadap lingkungan. Sebagai guru PAI mengajak menerapkan konsep tauhid. "Manusia sebagai khalifah di bumi dengan mengelola lingkungan. Kelak akan dimintai pertanggungjawaban ketika membuang sampah sembarangan. Mana dalilnya.? sebagai guru mempunyai peran besar tentang kebersihan peserta didik terutama masih banyak kaki kotor ketika masuk masjid tanpa alas kaki, pakaian kotor untuk shalat setelah beraktivitas di luar",pungkasnya.
Sari, sebagai pengembang kurikulum, mengharapkan para pendidik mempengaruhi peserta didik untuk mengurangi emisi, lampu, kran air, listrik dimatikan jika tidak dipakai, menghargai air hujan, mengurangi air minum dalam kemasan dan mengurangi dosa kita dengan alam.
Perubahan iklim adalah isu global yang mempengaruhi kehidupan manusia. pendidikan membantu siswa memahami perubahan iklim dan cara mengatasinya. membangun kesadaran dan tindakan sejak dini untuk mitigasi dan adaptasi.
"Penerapan pendidikan perubahan iklim di sekolah melalui intrakurikuler, strategi pembelajaran berbasis masalah (Project Based Learning), ekstrakurikuler dan kokurikuler", paparnya.
Tujuan Kegiatan TPN XII dalam rangka ambil bagian menguatkan pemahaman guru tentang keterkaitan antara krisis iklim dan pendidikan.
Acara dilanjut dengan pendidikan kelas dan ditutup dengan doa bersama.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI