Mohon tunggu...
TauRa
TauRa Mohon Tunggu... Konsultan - Rabbani Motivator, Penulis Buku Motivasi The New You dan GITA (God Is The Answer), Pembicara Publik

Rabbani Motivator, Leadership and Sales Expert and Motivational Public Speaker. Instagram : @taura_man Twitter : Taufik_rachman Youtube : RUBI (Ruang Belajar dan Inspirasi) email : taura_man2000@yahoo.com

Selanjutnya

Tutup

Worklife Artikel Utama

Lemah Itu Biasa, "Melemahkan" Justru yang Buruk

25 Januari 2021   22:02 Diperbarui: 29 Januari 2021   20:42 1393
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Waspada dengan orang yang "melemahkan" kita (sumber: shutterstock via kompas.com)

Bukankah teman sejati adalah mereka yang mendukung kita menjadi lebih baik dalam hal keimanan? Meskipun banyak yang menganggap kalau ledekan itu adalah candaan, tapi apakah dia sadar kalau candaan itu bisa melukai dan melemahkan orang yang dicandai itu?

Hati-hati, teman. Jangan pernah melemahkan seseorang yang ingin meningkatkan imannya kepada sang Pencipta, atau teman itu lebih dari layak untuk kita delete dari kamus pertemanan kita.

2. Pribadi yang "Melemahkan" Mimpi

Ketika kita menceritakan mimpi kita kepada orang lain, apakah teman dan seterusnya, lalu ada yang menganggap mimpi kita itu mustahil dicapai, mungkin Anda perlu berpikir ulang untuk bergaul dengan orang semacam ini.

Apakah dulu pernah terpikirkan oleh kita kalau ada seorang Presiden yang mulanya adalah seorang pengusaha mebel? jangankan oleh kita, bahkan (mungkin), orang yang mengalaminya saja tidak pernah berpikir tentang itu. 

Lalu kenapa kita dengan mudah "melemahkan" mimpi seseorang yang ingin menjadi menteri (misalnya), menjadi pengusaha kuliner sukses dan lain sebagainya.

Pribadi yang "melemahkan" mimpi kita, sejatinya adalah mereka yang memang tidak punya mimpi. Karena mereka tidak punya mimpi, makanya mereka mengajak kita masuk ke dalam lingkaran "kelemahan" mereka itu.

Ya, tugas kita adalah menjauhi pribadi ini. Kecuali jika Anda memang masih ragu dengan mimpi yang Anda canangkan selama ini.

3. Pribadi yang "Melemahkan" Kebaikan

Seorang teman pernah memberikan sumbangan sekian rupiah untuk sebuah kegiatan amal. Tidak lama kemudian, dia bercerita kalau si A (teman yang lain) berkata, "Sudahlah, kalau memang belum mampu menyumbang, tidak usah dipaksakan.."

Haloooo...! Apa salahnya orang menyumbang sekian rupiah? Bisa jadi 10 ribu bagi mereka yang berkehidupan sederhana jauh lebih besar nilainya di mata Tuhan di banding 1 juta bagi mereka yang bergelimangan harta.

Ingat, bukan tugas kita menghakimi orang lain dengan apa yang dilakukannya. Cukup Allah yang berhak memberikan semua penilaian itu. Penilaian manusia itu semu, penilaian Allah lah yang hakiki dan benar.

Jadi, jika bertemu orang yang "melemahkan" kita dalam hal kebaikan, maka segeralah berpaling dan tetap fokus pada kebaikan yang sedang kita lakukan, apapun bentuk kebaikan itu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun