Mohon tunggu...
Taufiq Sentana
Taufiq Sentana Mohon Tunggu... Guru - Pendidikan dan sosial budaya
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Praktisi pendidikan Islam. peneliti independen studi sosial-budaya dan kreativitas.menetap di Aceh Barat

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Kota yang Terdampar oleh Sepi

14 Juni 2022   11:12 Diperbarui: 14 Juni 2022   11:19 74
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Keriuhan kapitalisme merasuk kota kota. Mencerabut semua. Mengendapkannya pada sepi yang lain. Dalam balutan gedung dan menara menara, warna warna perak dan emas,  mencibir langit dan sekelilingnya. 

Ooh, kota atiq, kota tua pemunca rindu. Mata mata akan selalu basah di dadamu. Di sana aku mengenang kemuliaan. Seluruh kemuliaan dari Bapak para Nabi. 

Dan kota kota yang meradang dengan gagah, seakan membicarakan kesepianmu, ekosistem ritual yang dijajal para kapital besar. 

Walau dunia seperti menyempit, tapi tidak hati kami untukmu. 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun