Mohon tunggu...
Taufiq Sentana
Taufiq Sentana Mohon Tunggu... Guru - Pendidikan dan sosial budaya
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Praktisi pendidikan Islam. peneliti independen studi sosial-budaya dan kreativitas.menetap di Aceh Barat

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Mengukur Bayang

13 Februari 2022   12:50 Diperbarui: 13 Februari 2022   12:51 300
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Mengukur Bayang

*****

kita hidup di bawah bayang bayang
yang segera redup, cahaya yang terhalang benda memunculkan bayang.
dalam dimensi bayang kita mencerna dunia ini.
 
kita menyangka,  semua  yang tampak,  begitu adanya dan disaintifikasi, sehingga kita lupa mengukur bayang dan melupakan wujud cahaya.

dunia adalah wujud yang ditimpa cahaya ilahi,  yang sibuk pada bayangnya akan telat mengukur waktu kembali.

sebab,  ada realitas yang tak tampak,  yang tiada bayang di dalamnya,  atau bayangnya tak beranjak.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun