Cinta yang (Tak) Â Putus
Tanpa angin dan menembus batas awan
layangan tak jadi indah,
keindahannya jadi monoton
hanya tampilan
hanya fitur fitur
dan rupa keindahan.
Begitu pun cinta,
konon, Â ia bagai benih dalam penyesuaian wadah, Â impresi dan pengalaman pengalaman,
cinta tidak murni tabula rasa,
ia bukan semata insting: ada pertimbangan, Â komitmen dan kebaikan.
Maka  dipercaya, bahwa cinta itu diuji
dalam penerimaan dan penolakan
selama ia mengurai dalam angin yang wajar dan menembus awan dengan elegan, Â
dengan itu cinta akan tersambung selalu, tanpa klasifikasi dan  persepsi persepsi yang melembaga.
Baca juga : biografi cinta
https://www.kompasiana.com/taufiqsentana9808/61930e29c26b7748e834fda2/biografi-cinta