Aku menulis selembar rindu
dari lembaran dedaun sisa kemarau yang kemarin.
:
Sebait rindu kesumat tentang ribuan petak tanah yang dilahap menjadi komoditas gengsi.
Sesaat rinduku berhamburan
di antara meja lobi dan perundingan.
Aku menjenguk sisa kemarau
pada wajah wajah tebing
dengan ilalang  kering yang meronta.
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!