Mohon tunggu...
Taufiq Sentana
Taufiq Sentana Mohon Tunggu... Guru - Pendidikan dan sosial budaya
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Praktisi pendidikan Islam. peneliti independen studi sosial-budaya dan kreativitas.menetap di Aceh Barat

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Musik yang Menenteramkan

27 September 2021   17:55 Diperbarui: 27 September 2021   18:10 73
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi.dok.MFadhil.kota Tangse Aceh.2020

Musik yang Menenteramkan

Musik yang baik adalah kesenangan yang baik bagi pendengaran.
dan pendengaran hanya alat bagi jiwa
untuk mendapatkan pengalaman itu.

Bila ada yang suka musik yang menghentak, mungkin jiwanya juga sedang terhentak dan berontak, menggelegak. bisakah dengan seperti itu ia mencapai ketenteraman, dan kebahagiaan?

Secara konseptual-spiritual tentu tidak
sebab jiwa kita, inti substansi kita maha halus. kesenangan yang tampak dalam hentakan musik yang kuat menggelegar dan bingar hanya sebentar, kesenangannya tidak menetap, tidak ditangkap oleh fitrah (mekanisme) asli dari jiwa dan kedirian kita.

Pada dasarnya setiap musik
dalam aturan intelegensi yang unik dan khas, menciptakan musik, mengatur nada dan tangganya adalah seni yang rumit. tidak semua orang bisa melakukannya dengan sempurna.

Sebelum alat musik berkembang,
manusia memanjakan pendengarannya
dengan suara suara alam. suara derai ombak.suara kicauan burung.suara air yang mengalir di kedalaman hutan.suara air mancur di kolam sunyi. suara desau angin di dedaunan.

Suara suara alam yang normal itu
bisa menenteramkan lebih dalam dan berkesan, dan menjadikan hati kita mampu menangkap kehalusan, dan menangkap suara hati yang terdalam.

Puncaknya, kita tersimpuh di hadapan Pencipta Harmoni yang Maha Tinggi dan Mulia tanpa sekutu.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun