Mohon tunggu...
Taufiq Rahman
Taufiq Rahman Mohon Tunggu... Administrasi - profesional

Menyukai sunyi dan estetika masa lalu | Pecinta Kopi | mantan engineer dan titik titik...

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Jalur Sepeda Itu untuk Siapa?

12 Desember 2019   09:17 Diperbarui: 12 Desember 2019   09:30 242
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber foto ilustrasi: Republika

"Mau diparkir di mana (lagi), pak?" kilah salah satu dari mereka.

Selain masalah di atas itu, ada lagi masalah lain seperti yang satu ini: karena ruang jalan diambil oleh jalur sepeda, maka, beberapa ruas jalan raya di sana menjadi "menyempit". Karena ruang jalan yang menyempit itulah, maka, seperti yang saya lihat, ada beberapa ruas jalan yang nyaris tak bisa dilewati 2 (dua) mobil yang berjalan searah dan berjejer.

Jika kita ingin teguh memegang aturan, bahwa aturan adalah aturan, maka saya hampir tidak bisa membayangkan, bahwa pada saat jam-jam sibuk, akan berapa panjang antrian mobil di sana agar disebut taat aturan? Bukankah, jika 2 (dua) mobil berjalan searah dan berjejer, maka roda mobil yang berjalan paling pinggir pasti akan menerjang jalur sepeda yang garisnya dibuat tidak putus-putus itu?

Ruang jalan Mampang dan Warung Buncit yang sangat sempit itu sudah terkenal sangat padat lalu lintas pada jam-jam sibuk sejak dahulu kala. Mengapa (fakta) ini tidak membuatnya dijadikan bahan pertimbangan sehingga membuat jalur sepeda di sana seperti jalur sepeda di jalan Cideng yang garisnya dibuat putus-putus semata-mata agar pada keadaan macet parah, jalur sepeda yang kosong tetap bisa bermanfaat?

Di jalan Mampang dan Warung Buncit tersebut, siang itu, saya juga bisa melihati dan menjumpai banyak kendaraan bermotor roda dua dan empat yang diparkir bebas di atas jalur sepeda tanpa merasa khawatir akan ditindak petugas. Lebih lagi, pada saat laju kendaraan terhambat di pertigaan atau perempatan karena lampu merah menyala, kendaraan bermotor saling berebut memadati jalur sepeda.

"Terpaksa mas, mosok harus antri jauh dibelakang mobil?" kilah seorang pengendara motor ketika saya mencoba memintai pendapatnya. "Jalur sepedanya kan kosong melompong."

"Proyek mubazir," kata pengendara yang satunya.

Sumber foto ilustrasi: Republika
Sumber foto ilustrasi: Republika

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun