Bahasa ini mengalir seperti sungai, membawa lumpur dari segala penjuru, namun menjadikannya tanah yang subur. Kekuatan puitisnya terletak pada kemampuannya menyatukan adat (Arab), upacara (Sanskerta), cincai (Hokkien), kualitas (Belanda), dan guyub (Jawa) dalam satu kalimat yang harmonis.
Untuk menang dalam perlombaan ini---dan dalam percakapan peradaban---kita harus merayakan Bahasa Indonesia bukan sebagai bahasa yang sederhana, tetapi sebagai bahasa yang kaya raya, yang telah melewati badai sejarah dan kontak budaya, lalu muncul sebagai pemenang sejati: sebuah Mahakarya Kata, jembatan puitis yang menyatukan 17.000 pulau dalam satu aksara dan satu suara. Ia adalah jati diri, ia adalah kita.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI