Borobudur selalu punya cara sendiri untuk menyambut siapa pun yang datang. Ada yang memilih memandang megahnya stupa saat fajar, ada pula yang menemukan kedamaian lewat percakapan sederhana di sebuah rumah tua yang hangat. Bagi saya, pengalaman paling berkesan justru datang dari hal-hal yang tidak direncanakan: sebuah undangan ramah ke dapur, secangkir teh kamboja pandan, dan obrolan ringan dengan seorang perempuan yang sudah lama mendedikasikan hidupnya untuk dunia kuliner, Bu Lily T. Erwin.
Omah Garengpoeng dan Dapur
Entah sudah berapa kali saya menginap di Omah Garengpoeng. Namun baru kali ini saya sempat main dan melihat isi dapurnya. Biasanya saya hanya berkelana di halaman dan taman atau kebun yang luas atau bercengkrama bersama Bang Erwin, tuan rumah , di pendopo yang ikonik.
Ada satu hal yang membuat saya suka dengan Borobudur dan Omah Garengpoeng. udaranya yang alamiah. Tidak panas hingga tidak usah pakai AC dan juga tidak dingin sehingga tidak usah pakai selimut di malam hari.
Sekitar pukul tujuh pagi, saya berjalan-jalan di sekitar halaman, melihat-lihat kebun, ketika secara kebetulan bertemu Bu Lily. Nyonya rumah itu menyapa dengan ramah, "Ayo, ke dapur dulu. Saya sedang merebus bunga kamboja ," katanya sambil tersenyum.
Di atas tungku, sebuah panci besar berisi rebusan bunga kamboja dan daun pandan mendidih pelan, mengirimkan aroma halus yang menenangkan. Saya tertegun: kamboja, bunga yang sering kita asosiasikan dengan kuburan , ternyata bisa berubah menjadi minuman hangat yang lembut. "Ini nanti jadi teh kamboja pandan," ujar Bu Lily. Kalimat sederhana itu terasa seperti membuka pintu ke dunia lain---dunia di mana bunga bukan hanya hiasan, melainkan juga bagian dari kehidupan sehari-hari. Penghangat pagi, penyemangat siang, serta penghibur di waktu sore dan malam, teh yang selalu bikin kangen.
Kebun yang Menjadi Laboratorium Rasa
Sambil menunggu rebusan teh siap, Bu Lily mengajak saya berkeliling kebun. "Lahan ini sebenarnya milik Ira," ujar Bu Lily menjelaskan jika lahan yang belum dipakai oleh pemiliknya itu bisa dimanfaatkan sebagai dapur dan juga kebun. Oh ya, Ira adalah nama salah seorang dari lima puteri pasangan Bu Lily dan suaminya, Bang Erwin.