Mohon tunggu...
Taufik Uieks
Taufik Uieks Mohon Tunggu... Dosen , penulis buku “1001 Masjid di 5 Benua” dan suka jalan-jalan kemana saja,

Hidup adalah sebuah perjalanan..Nikmati saja..

Selanjutnya

Tutup

Foodie Pilihan

Secangkir Teh Kamboja di Omah Garengpoeng

15 September 2025   07:36 Diperbarui: 15 September 2025   11:14 172
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Borobudur selalu punya cara sendiri untuk menyambut siapa pun yang datang. Ada yang memilih memandang megahnya stupa saat fajar, ada pula yang menemukan kedamaian lewat percakapan sederhana di sebuah rumah tua yang hangat. Bagi saya, pengalaman paling berkesan justru datang dari hal-hal yang tidak direncanakan: sebuah undangan ramah ke dapur, secangkir teh kamboja pandan, dan obrolan ringan dengan seorang perempuan yang sudah lama mendedikasikan hidupnya untuk dunia kuliner, Bu Lily T. Erwin.

Dapur di Omah Garengpoeng: dokpri 
Dapur di Omah Garengpoeng: dokpri 

Omah Garengpoeng dan Dapur

Entah sudah berapa kali saya menginap di Omah Garengpoeng. Namun baru kali ini saya sempat main dan melihat isi dapurnya. Biasanya saya hanya berkelana di halaman dan taman atau kebun yang luas atau bercengkrama bersama Bang Erwin, tuan rumah ,  di pendopo yang ikonik.

Ada satu hal yang membuat saya suka dengan Borobudur dan Omah Garengpoeng. udaranya yang alamiah. Tidak panas hingga tidak usah pakai AC dan juga tidak dingin sehingga tidak usah pakai selimut di malam hari.

Sekitar pukul tujuh pagi, saya berjalan-jalan di sekitar halaman, melihat-lihat kebun,  ketika secara kebetulan bertemu Bu Lily. Nyonya rumah itu menyapa dengan ramah,  "Ayo, ke dapur dulu. Saya sedang merebus bunga kamboja ," katanya sambil tersenyum.

Kamboja dan panjang: dokpri 
Kamboja dan panjang: dokpri 

Di atas tungku, sebuah panci besar berisi rebusan bunga kamboja dan daun pandan mendidih pelan, mengirimkan aroma halus yang menenangkan. Saya tertegun: kamboja, bunga yang sering kita asosiasikan dengan kuburan , ternyata bisa berubah menjadi minuman hangat yang lembut. "Ini nanti jadi teh kamboja pandan," ujar Bu Lily. Kalimat sederhana itu terasa seperti membuka pintu ke dunia lain---dunia di mana bunga bukan hanya hiasan, melainkan juga bagian dari kehidupan sehari-hari.  Penghangat pagi, penyemangat siang, serta penghibur di waktu sore dan malam, teh yang selalu bikin kangen.
Kebun yang Menjadi Laboratorium Rasa

Lada di kebun: dokpri 
Lada di kebun: dokpri 

Sambil menunggu rebusan teh siap, Bu Lily mengajak saya berkeliling kebun. "Lahan ini sebenarnya milik Ira," ujar Bu Lily menjelaskan jika lahan yang belum  dipakai oleh pemiliknya itu  bisa dimanfaatkan sebagai dapur dan  juga kebun. Oh ya, Ira adalah nama salah seorang dari lima puteri pasangan Bu Lily dan suaminya, Bang Erwin.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun