Mohon tunggu...
Taufik Uieks
Taufik Uieks Mohon Tunggu... Dosen , penulis buku “1001 Masjid di 5 Benua” dan suka jalan-jalan kemana saja,

Hidup adalah sebuah perjalanan..Nikmati saja..

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Hio, Rosario, dan Menteri Agama di Toasebiostraat

19 Agustus 2025   09:51 Diperbarui: 19 Agustus 2025   12:31 125
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gereja Katolik Maria de Fatimah: dokpri 

Pagoda : dokpri 
Pagoda : dokpri 


Motor-motor terparkir di halaman, memperlihatkan bahwa vihara ini bukan museum mati, melainkan tempat yang benar-benar hidup, dikunjungi warga setiap hari.
Di sebelah kanan pada level agak tinggi ada pagoda bertingkat   tempat membakar uang kertas akhirat untuk leluhur.  Masih tampak warna kehitaman pada bagian atas ruangan terbuka pada pagoda ini.

Prasasti Mentwru Agama: dokpri 
Prasasti Mentwru Agama: dokpri 


Juga ada prasasti peresmian oleh Menteri Agama  pada 21  Juni 2022 atau Go gwee 23. Di sebelahnya ada prasasti yang  menuturkan kronologi penting seharah perjalanan panjang vihara. Dari dekat, saya membaca  garis besar isi prasasti tersebut:
1740: disebutkan bahwa kelenteng ini sudah berdiri jauh sebelum peristiwa pembantaian Tionghoa.

1751: papan tulisan di altar Kongco Cheng Goan Cheng Kun, tanda bukti eksistensi.

1752: Tiong Hoa Tjhiang Tjhi (perkumpulan Tionghoa di Batavia) membuat prasasti di depan altar utama.
Dan singkatnya  sampai 1812: tercatat adanya kepengurusan vihara dengan ketua bernama Luitenant Tan Souw Tjiang. Hingga pada 1983 -- 1985: nama-nama pengurus yayasan dicatat, seperti Bun Tjhin Tjiang, Harijanto, Agus Tjandra, dan lain-lain, hingga Husan Buntar Swadjaja yang menjabat ketua yayasan pertama.


Di bagian bawah tertulis dengan tegas:
Ada pula hiasan ornamen singa penjaga (shishi ) di sisi kiri dan kanan bawah, simbol perlindungan spiritual.
Tidak terasa, sudah hampir 20  menit kami mampir di Toa Se Bio dan akhirnya Mbak Gana mengajak kami untuk  menuju ke Perak Enam untuk cari makanan pengganjal perut.
Sebuah senja yang mengasyikkan di Toasebiostraat.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun