Saya terpaku membaca itu. Betapa segala hal dalam hidup orang Tionghoa, ada aturan dan tata kerama yang penuh etika dan makna.
Kamus Kecil di Dinding
Masih di dinding bangunan ini, kami menemukan satu papan besar berjudul "Dialek Hokian". Menyenangkan sekali membaca kata-kata seperti "Gua (aku)", "Cincai (mudah)", "Ciamik (sangat bagus)", "Kepo (penasaran)", dan "Hopeng (sahabat)"---yang kini sudah menjadi bagian dari bahasa sehari-hari di Indonesia.
Ada juga istilah lain seperti Kamsia (terima kasih), Cukong (orang kaya), Sekia (anak-anak), hingga nama-nama uang seperti Cepek, Goceng, Ceban---yang ternyata berakar dari dialek Hokkien. Lasem tak hanya menyimpan sejarah lewat tembok dan batiknya, tapi juga lewat bahasa lisan yang diwariskan turun-temurun, bahkan tanpa kita sadari.
Wah masih banyak lagi yang dilihat di sini, namun mbak Ira sudah mengajak kami untuk menjelajah halaman belakang rumah. Yuk nantikan cerita selanjutnya.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI