Sekitar pukul 4 sore, ketika langit masih cerah sedikit merona lembayung, kendaraan Elf kami meninggalkan Kudus. Hari itu adalah bagian dari rangkaian perjalanan Wisata Kreatif Jakarta menyusuri jejak budaya di pesisir utara Jawa. Dari Museum Kretek hingga Masjid Menara, dari Soto Bu Ramidjan ke Langgar Dalem --- dan kini, sebelum malam tiba, kami bergerak ke arah timur menuju Lasem.
"Kalau belum lapar, sebelum ke hotel dan makan malam, kita mampir dulu ke Roemah Oei ya," kata Mbak Ira sambil tersenyum.
Kendaraan parkir di tepi jalan, tepat di seberang toko yang lumayan besar berlantai dua dan berwarna kuning. Uniknya namanya Rumah Merah Indonesia walau di atas pintu lantai duanya ada aksara Hanzi dan juga tulisan Oemah Oei Sien Tjo.
Sementara yang lebih mencolok mata adalah iklan bertulis akan Sarung Lebaran 50.000, lengkap dengan nomor ponsel di bawahnya .
Siapa sangka persinggahan sore menjelang malam ini menjadi salah satu titik paling berkesan dalam perjalanan hari itu.
Di pusat kota Lasem yang dipenuhi rumah-rumah tua. Di tengah deretan bangunan kolonial dan peranakan, berdiri megah bangunan bercat putih, dengan kusen pintu dan jendela warna coklat tua.
Tepat di atas pintu tertulis nama Toko Madjoe, oleh-oleh dan kelontong lengkap dengan alamat di Lasem. Di kacanya yang luas kita bisa membaca bahwa toko ini menjual oleh-oleh khas Lasem, jajanan dan makanan ringan (cemilan), souvenir dan bahkan batik tulis, serta juga tersedia kopi lelet dan es krim.
Apa itu kopi lelet? Nanti kita telisik.