Mengelola masjid ternyata seperti mengurus sebuah negara dalam versi mini. Ada masalah harian, ada kebutuhan dana, ada dinamika jamaah, dan tentu saja, ada cita-cita besar untuk memakmurkan rumah Allah. Itulah suasana yang tergambar dalam rapat Dewan Kemakmuran Masjid (DKM) Al-Muhsinin Taman Cikas ,yang dipimpin oleh Ketua DKM, Ustaz Imron bersama Sekretaris, Ustaz Ronald Tobing, pada Sabtu pagi 26 April 2025.
Dalam rapat tersebut, pengurus membahas berbagai hal penting, mulai dari evaluasi kegiatan Ramadhan, hingga tantangan operasional masjid ke depan.
Salah satu isu yang mengemuka adalah suasana kurang kondusif saat ibadah Tarawih dan shalat Jumat, akibat anak-anak yang kurang tertib dan bermain kesana kemari. Sebagai solusi, DKM membahas opsi untuk menyiapkan zona khusus anak atau mengalokasikan petugas khusus yang mengawasi dan mengatur anak-anak selama shalat. Tujuannya agar semangat anak datang ke masjid tetap terjaga tanpa mengorbankan kekhusyukan jamaah.
Namun, mirip dengan suatu negara atau perusahaan, tantangan yang lebih mendesak adalah soal keuangan masjid.
Tantangan Defisit Operasional Masjid
Saat ini, biaya rutin operasional Masjid Al-Muhsinin --- mencakup listrik, air, kebersihan, honor marbot, dan kegiatan harian --- mencapai sekitar Rp26 juta per bulan.
Sayangnya, setelah Ramadhan berlalu, pemasukan dari kotak infaq dan donasi warga jauh menurun. Seperti yang umum terjadi, semangat berderma biasanya melonjak di bulan suci, tapi melemah di bulan-bulan lainnya. Tanpa terobosan baru, keuangan masjid dikhawatirkan mengalami defisit dalam beberapa bulan ke depan.
Sebagai solusi, DKM memutuskan untuk segera meluncurkan program Infaq Rutin dengan Akad Sukarela yang telah digagas sebelumnya.