Mohon tunggu...
Taufik Uieks
Taufik Uieks Mohon Tunggu... Dosen , penulis buku “1001 Masjid di 5 Benua” dan suka jalan-jalan kemana saja,

Hidup adalah sebuah perjalanan..Nikmati saja..

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Bukan Apel, Ini Cokelat Oleh-oleh dari Kazakhstan

29 Maret 2025   22:22 Diperbarui: 29 Maret 2025   22:48 202
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Suasana di dalam toko: dokpri 

Sehabis mampir ke Green Bazaar dan makan siang, kami sempat berjalan santai di Ulitsa Zhibek Zholy dan kemudian belok kanan di Ulitsa Zhenkov.  Di sini ada kursi untuk duduk dan beristirahat di tepi jalan. Udara sejuk kota Almaty membuat kami betah duduk di sana, menikmati suasana kota yang ramai namun tidak terasa terlalu sibuk. 

Tak lama, dua nenek yang menjual apel mendekati kami. Dengan bahasa Rusia seadanya, kami mencoba berbincang dengan mereka. Mereka tampak ramah, sesekali tersenyum sambil menawarkan apel yang mereka jual.  Bahkan salah seorang nenek sempat berfoto bersama.

Foto bersama : dokpri 
Foto bersama : dokpri 

Saat mengangkat pandangan, kami melihat di seberang jalan sebuah toko cokelat dengan nama  Rakhat---merek cokelat yang paling terkenal di Kazakhstan. Tanpa ragu, kami pun memutuskan untuk menyeberang jalan dan masuk ke toko . Setelah melewati pintu masuk dan naik lift, kami justru tiba di bagian pengecekan barang untuk pemesan dalam jumlah besar. 

Suasana di sana sibuk, dengan orang-orang yang sedang mengemas dan memeriksa pesanan mereka. Sadar bahwa kami salah tempat, kami pun keluar lagi dan kembali masuk lewat pintu depan, kali ini melewati tangga.

Saat baru saja melangkah menaiki tangga , tiba-tiba dua perempuan berusia sekitar tiga puluhan menegur saya.

Dengan bahasa Rusia, mereka bertanya di mana letak Almaty Grand Mosque.

Izvinite, vy govorite po-russki? (Maaf, apakah Anda berbicara bahasa Rusia?)
Nemnogo. (Sedikit.)
My ishchem bol'shuyu mechet'... kak yeye... Almatinskaya sobornaya mechet'? (Kami mencari masjid besar... apa namanya... Masjid Agung Almaty?)
Saya tersenyum karena sudah beberapa kali mengunjungi masjid itu, jadi saya cukup hafal rutenya. Saya pun mulai menjelaskan dengan bahasa Rusia seadanya.
Da, ya znayu. Idite pryamo, potom nalevo, potom napravo. Mechet' tam. (Ya, saya tahu. Jalan lurus, lalu ke kiri, lalu ke kanan. Masjid ada di sana.)
Aaa, ponyatno! Bol'shoe spasibo! (Ah, mengerti! Terima kasih banyak!)
Perempuan satunya  tersenyum lebar, lalu mengeluarkan sesuatu dari tasnya---sebuah apel merah segar.
Eto dlya vas. Almatinskie yabloki -- samye luchshie! (Ini untuk Anda. Apel Almaty adalah yang terbaik!)
Oy, spasibo, no eto ne nuzhno... (Oh, terima kasih, tapi tidak perlu...)
Mereka bersikeras, dan akhirnya saya menerima apel itu dengan senyum.
Spasibo! Ochen' priyatno! (Terima kasih! Sangat menyenangkan!)
Ketika saya tanyakan dari mana asal mereka, ternyata kedua perempuan tadi berasal dari Tajikistan.

Toko cokelat: dokpri
Toko cokelat: dokpri

Kami pun berpisah dengan saling melambaikan tangan. Setelah pertemuan kecil yang menghangatkan hati itu, kami pun masuk ke dalam toko cokelat dan mulai melihat-lihat berbagai macam cokelat yang dipajang dengan menarik. Aroma manis memenuhi udara, menggoda selera kami untuk mencoba beberapa di antaranya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun