Mohon tunggu...
Taufik Uieks
Taufik Uieks Mohon Tunggu... Dosen , penulis buku “1001 Masjid di 5 Benua” dan suka jalan-jalan kemana saja,

Hidup adalah sebuah perjalanan..Nikmati saja..

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Lantunan Mantera dari Graha Purandika

16 Februari 2025   09:23 Diperbarui: 16 Februari 2025   09:39 278
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Namu Myoho Renge Kyo... Namu Myoho Renge Kyo...

Suara bedug Uchiwadaiko bergema, mengiringi lantunan mantra yang berulang-ulang. Ritme yang stabil membawa ketenangan, menyelaraskan tubuh dan pikiran dalam harmoni. Kami duduk dengan takzim, bermeditasi dan mengosongkan fikiran  mengikuti lantunan mantera dengan khusyuk, meresapi getarannya yang menggema di ruang vihara.

Setelah suara bedug perlahan mereda, kami mulai menulis Sutra Teratai dengan huruf-huruf kanji yang indah. Setiap goresan pena menjadi bagian dari meditasi, menghubungkan diri dengan ajaran Nichiren Daishonin. Menulis sutra bukan sekadar aktivitas fisik, melainkan latihan spiritual yang melibatkan seluruh jiwa.

Acara menulis Sutra Teratai merupakan acara puncak kunjungan Hangout Kebhinekaan ke 18 Generasi Literat yang kali ini mengunjungi Graha Pundarika di kawasan Puri Gardena, Kalideres, Jakarta Barat pada 15 Februari 2025.
Siang  itu, saya  berangkat  menuju Stasiun Kalideres dari Bekasi. Langit sedikit mendung di Bekasi, namun ternyata sangat cerah di kawasan Jakarta Barat. Walau ojol saya sempat sedikit nyasar, akhirnya saya tiba dengan selamat di  Graha Pundarika.

Di lantai dua, Mas Tian dan sebagian teman sudah menunggu. Tuan rumah Bhikuni Ervina Myofu Shonin atau yang akrab kami panggil Sensei menyambut dengan senyum hangat. Walau masih berusia muda, sosoknya  tenang, penuh wibawa, dan tampil ramah sekaligus membawa ketenangan jiwa.

Sensei dan Tian: dokpri
Sensei dan Tian: dokpri

Sensei menjelaskan bahwa Vihara ini bukan sekadar tempat ibadah, melainkan ruang bagi siapa saja yang ingin belajar dan mendalami ajaran Nichiren Shu.

Nichiren Shu adalah salah satu aliran Buddhisme yang berakar pada ajaran Nichiren Daishonin, seorang biksu dari Jepang pada abad ke-13 yang menekankan bahwa Sutra Teratai adalah inti dari semua ajaran Buddha.

Ordo ini pertama kali masuk ke Indonesia pada tahun 2003 dan terus berkembang hingga akhirnya, pada tahun 2015, Graha Purandika ini   dibangun sebagai pusat kegiatan spiritual di Jakarta Barat.
Sebelumnya sensei juga menjelaskan bahwa ada tiga aliran utama agama Buddha, yaitu Mahayana yang banyak di Tiongkok, Jepang dan Korea, Theravada yang tersebar di Asia Tenggara termasuk Indonesia dan Tantrayana di selatan seperti India dan Srilanka.   Alitan Nichiren ini pun termasuk dalam Mahayana.

Sebelum itu sensei Ervina juga menjelaskan sekilas tentang kisah hidup Sang Buddha dan inti ajaran Buddha seperti Pancasila dan Darma.  Juga dijelaskan mengenai esensi ajaran mahayana yaitu bahwa semua makhluk itu pada dasarnya setara.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun