Mohon tunggu...
Taufik Uieks
Taufik Uieks Mohon Tunggu... Dosen - Dosen , penulis buku travelling dan suka jalan-jalan kemana saja,

Hidup adalah sebuah perjalanan..Nikmati saja..

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Menembus Garis Batas 31: Ritual Zaman Kuno dan Pengalaman Budaya di Hamam

5 November 2023   10:48 Diperbarui: 5 November 2023   11:06 244
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Hiasan keramik: Dokpri
Hiasan keramik: Dokpri

Masih di dekat pintu, juga ada plakat dari kuningan yang menjelaskan bahwa Boxori Khord Bath House ini merupakan bangunan dari abad XVI yang dilindungi negara.  Atau kalau di tanah air biasa disebut dengan cagar budaya.  

Cagar Budaya: Dokpri
Cagar Budaya: Dokpri

Masuk ke dalam, seorang resepsionis sudah siap menyambut dan Mas Agus menyebutkan bahwa kami sudah melakukan reservasi atas nama Guljan.  Setelah membayar, kami diberi selembar kain dengan corak kotak-kotak dan kunci loker untuk menyimpan pakaian.  Singkatnya dalam ritual mandi dan massage, kami hanya mengenakan selembar kain tadi.

Ritual mandi uap ala Uzbekistan ini dimulai dengan masuk ke sebuah ruangan yang hangat mirip sauna, namun atapnya berbentuk kubah dan terbentuk dari bata merah. Walau tidak terasa duduk di tempat duduk batu di sini dalam waktu beberapa menit sudah membuat keringat bercucuran.   Namun beda dengan steam atau sauna yang biasanya ruangannya lebih kecil. Ruangan di sini lumayan luas dan bisa muat beberapa orang sekaligus.  Kebetulan saat kami masuk hanya ada beberapa orang lain di tempat ini.

Interior Hamam: Dokpri
Interior Hamam: Dokpri


Sebelum berganti pakaian dengan selembar sarung tadi, saya sempatkan diri berkeliling di ruang demi ruang di kompleks hamam ini.  Di ruang Tengah tampak interior ruangan dengan hiasan berbentuk lengkungan dan juga  ruang mezanin yang berhiaskan permadani dinding.  Ruang ganti juga dibatasi dengan partisi yang bergambar pola geometris dengan kombinasi warna kuning dan hijau yang cantik. Mirip dengan hiasan-hiasan yang ada di masjid dan madrasah di seantero kota Bukhara. 

Di dinding juga dipajang foto-foto ritual mandi uap, terutama pijat dalam berbagai posisi. Ada posisi dimana pasien diinjak, atau kedua tangan ditarik ke atas, dan juga kaki dan dada yang sedang dipijat. Ada juga ketika seluruh bagian tubuh ditutupi busa yang berlimpah. 

Di ruangan Tengah yang lebih besar, ada lagi beberapa pelanggan yang sedang menjalani ritual mandi dan pijat.  Tubuh mereka diberi semacam sabun yang berbusa dan kemudian dipijat dengan berbagai posisi dan sesekali juga diinjak-injak oleh terapis yang usianya beragam. Ada yang masih tiga puluh tahunan dan ada juga yang cukup senior berusia lebih 50 tahun.  Sebagian kondisinya persis seperti yang digambarkan di foto-foto di ruang Tengah.

Setelah selesai pijat dan dimandikan dengan air hangat, kami diluluri semacam  ramuan rempah yang harum wanginya.  Sang terapis mengatakan bahwa ramuan ini terbuat dari jahe dan berbagai rempah ;ainnya dan memiliki khasiat yang sangat baik untuk Kesehatan. 

Tahap terakhir adalah sekali lagu bilas dengan air hangat dan kemudian dengan hanya bermodalkan handuk warna biru yang melilit di pinggang, kami duduk di meja sambil menikmati the herbal dan beberapa makanan kecil.  Mas Agus juga sudah siap menjemput kembali sambil membuat beberapa gambar.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun