Mohon tunggu...
Taufik Uieks
Taufik Uieks Mohon Tunggu... Dosen - Dosen , penulis buku travelling dan suka jalan-jalan kemana saja,

Hidup adalah sebuah perjalanan..Nikmati saja..

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Global Village, Padang Pasir yang Menjelma Menjadi Kota Dunia

21 Januari 2023   10:16 Diperbarui: 21 Januari 2023   10:29 682
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kembang api di Global Village: Dokpri

"Malam nanti kita jalan-jalan ke Global Village yah," demikian pesan whats up dari teman saya yang memang sudah belasan tahun tinggal dan bekerja di Abu Dhabi dan Dubai.  Akhirnya sekitar jam 7 malam, saya sudah siap untuk dijemput dengan kendaraan di hotel saya di kawasan Bur Dubai.

Tidak lama kemudian kendaraan kami sudah meluncur cepat di jalan raya Sheik Muhammad bin Zayed yang memiliki 6 lajur untuk masing-masing arah. Nama jalan ini mengingatkan saya akan nama jalan layang tol yang menghubungkan Jakarta Cikampek. Tetapi di Uni Emirat Arab, memang nama Mohammad bin Zayed atau Sheik Zayed memang ada di mana-mana.  Sekitar 30 menit kemudian, kami keluar melalui exit 311 dan tiba di kawasan Global Village.

Tempat parkir Global Village ini sangat luas dan kami harus berjalan lumayan jauh untuk sampai di pintu masuk. Namun cuaca Dubai di awal tahun memang sangat nyaman untuk berjalan-jalan. Karena itu Global Village sendiri biasanya hanya buka di bulan-bulan 'musim dingin antara Oktober hingga April. 

Pada awalnya saya sendiri kurang mafhum mengenai Global Village ini.  Tadinya mengira bahwa tempat ini merupakan sebuah Shopping Centre atau tema berbelanja saja. Namun setelah sampai di sini, kesan pertama saya adalah mirip dengan pasar malam tradisional di tanah air. Namun kali ini dalam skala yang jauh lebih besar dan luas dan bangunan permanen yang modern dan dengan nuansa internasional.  Bahkan mirip juga dengan World Expo yang pernah saya kunjungi baik di Brisbane pada 1988 atau Shanghai 2010 lalu. 

Setelah memasuki kawasan dari Pintu Gerbang bertuliskan Global Village atau Al Qoriatu Al Alamiyah, saya merasa dibawa ke alam impian. Sebuah dunia fantasi yang tidak nyata. Sekilas kami memasuki kawasan luas yang sebenarnya merupakan padang pasir yang dimodifikasi dengan banyak bangunan-bangunan yang dibagi dalam berbagai kawasan.  Nah pada malam hari semua bangunan yang ada di kawasan Global Village ini bermandikan cahaya warna-warni yang menyilaukan mata.

Burj Kalifah: Dokpri
Burj Kalifah: Dokpri

Berbagai replika bangunan ikonik dari seluruh dunia ada di sini.  Tentu saja yang pertama menarik perhatian adalah gedung tertinggi di dunia yang Bernama Burj Kalifah. Uniknya menara nan langsing ini berdiri megah tidak jauh dari pintu gerbang bergaya Cina dan sebuah pagoda bergaya Jepang dan juga ada sebuah bangunan bercahaya putih yang berarsitektur Moghul dari India.  

Big Ben : Dokpri
Big Ben : Dokpri

Kami terus berjalan dan tiba di deretan bangunan lainnya dan salah satunya merupakan replika Westminster Abbeys dengan Menara Jam terkenal dari London yaitu Big Ben.  Mula-mula agak sulit menentukan lokasi di Global Village ini. Setelah beberapa lama , baru saya dapat memperhatikan bahwa tempat ini memiliki pavilion lebih dari 90 negara dan dibagi dalam berbagai kelompok wilayah sesuai kondisi geografis.  Ada kawasan Eropa, Amerika, Timur Jauh dan tentunya Timur Tengah dan Asia.

Turki: Dokpri
Turki: Dokpri

Kami berjalan perlahan mengikuti Langkah dan kerumunan pengunjung yang lumayan ramai malam itu.  Tentunya tidak mungkin untuk memasuki setiap paviliun yang ada di Global Village ini. Karena itu kami hanya melihat pintu gerbang atau sesekali melihat bila ada pertujunkkan seni dan budaya yang menarik.  Kami sempat melewati pintu gerbang paviliun Turki dan kemudian  Kuwait.  Pintu gerbang paviliun Turki lumayan megah dihiasi motif bunga matahari yang memiliki banyak kelopak. Ternyata bunga matahari banyak tumbuh di Turki dan bahkan menjadi atraksi buat turis di salah Provinsi Bordur.

Patung Liberty: Dokpri
Patung Liberty: Dokpri

Sambil berjalan, sesekali kami mampir juga ke beberapa stand makanan yang menjual makanan kecil seperti sawarma. Sekedar untuk mengisi perut yang lapar.  Kami kemudian tiba di kawasan Amerika. Di sini ada pintu gerbang berhiaskan koboi. Di belakangnya ada hiasan dengan motif suku Maya.   Sementara kalau kita berjalan terus akan terlihat deretan replika bangunan terkenal dari Amerika. Salah satunya adalah Patung Liberty yang ada di New York. Uniknya patung ini letaknya tidak jauh juga dari paviliun Pakistan.

Kawasan Amerika: Dokpri
Kawasan Amerika: Dokpri

Tentu saja Global Village bukan hanya berisi paviliun dari 90 negara. Di sini juga banyak atraksi mainan baik untuk anak-anak atau dewasa.  Yang terlihat bahkan dari kejauhan adalah ferris wheel atau yang di dunia fantasi Ancol disebut Biang Lala.

whatsapp-image-2023-01-21-at-8-55-29-am-1-63cb56eb2d107e015a47a5e2.jpeg
whatsapp-image-2023-01-21-at-8-55-29-am-1-63cb56eb2d107e015a47a5e2.jpeg
Selain itu kami  juga semat masuk ke berbagai paviliun timur tengah yang sedang ada pertunjukan tarian khas dengan musik irama padang pasir yang menggoda.  Di atas panggung ada beberapa kelompok pria yang membentuk lingkaran memakai pakaian khas dan penutup kepala berwarna putih.  Ada yang sedang berlutut dan ada yang berdiri sambil membawa alat musik mirip terompet dan menari mengikuti irama lagu.

Pesta Kembang Api: DOkpri
Pesta Kembang Api: DOkpri

Tepat pukul 9 malam, tiba-tiba saja langit kawasan Global Village di Dubai berubah menjadi cerah. Suara kembang api memekakkan telinga. Rupanya ada pertunjukan kembang api yang berlangsung lumayan sekitar 5 atau 10 menit.  Ratusan kembang api berbagai bentuk dan warna di tembakan ke udara dan pengunjung pun untuk sementara menghentikan kegiatan menyaksikan pertunjukan kembang api ini.

Selesai menikmati kembang api, kami terus berjalan mengeliling dunia impian. Selain timur tengah ada juga negara Asia seperti Cina, Dan bahkan Kamboja, Malaysia dan tentunya Indonesia dan Filipina. Ada yang memiliki paviliun yang cukup luas, ada juga yang kecil saja. Tentu saja dilengkapi dengan toko cendramata, pertunjukan seni dan juga kuliner dari negeri itu.

Dhow yang sedang berlayat: Dokpri
Dhow yang sedang berlayat: Dokpri

Kami kemudian mampir ke kawasan Afrika.  Pintu gerbangnya tidak kalah megah bermandikan cahaya dengan hiasan khas Mesir dan negara Afrika lainnya.  Asyiknya di dekat kawasan Afrika ini juga ada sungai buatan dengan perahu-perahu yang berlayar. Pengunjung juga dapat naik perahu ini untuk mengelilingi atau pergi ke kawan lain di Global Village.  Perahunya tentu saja merupakan perahu tradisional di Emirat yang disebut dengan dhow. Perahu yang asli pun masih menjadi alat transportasi umum di Dubai. 

Paviliun India: DOkpri
Paviliun India: DOkpri

Di sini kami sempat mampir ke pavilion Mesir yang berhiaskan replika patung  terkenal dari Abu Simbel yang berada di selatan Mesir di dekat Aswan.   Di panggung dengan latar belakang patung Abu Simbel ini ada pertunjukan tarian yang dibawakan beberapa orang lelaki berpakaian khas Mesir, Sebagian lelaki itu juga menyanyi sambil memainkan alat musik berupa tambur dan gendang.

Afrika: Dokpri
Afrika: Dokpri

Pintu gerbang Paviliun Mesir juga lumayan unik dengan hiasan patung raksasa yang merupakan replika patung-patung dewa dewi Mesir yang ada di Luxor. Selain itu di dalamnya ada juga replika Obelisk dengan hiasan huruf paku atau yang menyimpan rahasia sejarah bangsa Mesir yang panjang.

Gerbang Afrika: Dokpri
Gerbang Afrika: Dokpri

Sekitar  pukul 11.30 malam, walau Global Village belum tutup, tepi rasa Lelah sudah mulai mengintai sehingga kami memutuskan untuk kembali ke hotel. Demikianlah sekilas jalan-jalan mengeliling dunia dalam tarian, musik, dan kuliner selama kurang lebih 4 jam di Global Village di Dubai. Padang pasir yang menjelma menjadi kota dunia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun