Mohon tunggu...
Taufik Uieks
Taufik Uieks Mohon Tunggu... Dosen - Dosen , penulis buku travelling dan suka jalan-jalan kemana saja,

Hidup adalah sebuah perjalanan..Nikmati saja..

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Wisata Olahraga yang Membawa Mandalika dan NTB ke Ajang Dunia

7 Desember 2021   08:16 Diperbarui: 7 Desember 2021   08:22 3290
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto: Tangkapan layar Pribadi

Pemerintah terus secara gencar mempromosikan Lima Destinasi Super Prioritas wisata Indonesia. Setelah sebelumnya Borobudur dan Danau Toba, kini giliran pulau Lombok yang menjadi tuan rumah konferensi Internasional dengan tema "Mandalika: Infinity Experiences of Nature and Sport Tourism".

Konferensi ini dilaksanakan dengan tujuan untuk menggaungkan wisata olahraga dan juga ekonomi kreatif kawasan DSP Mandalika dan Nusa Tenggara Barat sebagai salah satu destinasi super prioritas Indonesia. Salah satu tujuannya adalah untuk menggerakkan perekonomian masyarakat sekitar kawasan Mandalika yang dikenal dengan KEK (Kawasan Ekonomi Khusus).

Konferensi yang dibidani oleh Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Republik Indonesia (KEMENPAREKRAF RI) diselenggarakan di Raja Hotel Kuta, Mandalika, Lombok, NTB pada 1 Desember 2021.

Konferensi internasional ini diadakan secara hibrida sehingga dapat disaksikan baik secara langsung oleh peserta yang hadir di Lombok maupun peserta yang hadir melalui platform daring mice.id.

Setelah dimulai dengan menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya, kemudian dilanjutkan dengan doa Suku Sasak dan berbagai Tarian Tradisional.

Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Republik Indonesia, Sandiaga Salahudin Uno membuka kegiatan ini secara resmi, dan kemudian dilanjutkan dengan sambutan dari Gubernur Nusa Tenggara Barat yang diwakili oleh Lalu Gita Ariadi, selaku Sekretaris Daerah Provinsi NTB.

Ada beberapa poin yang pantas dicatat dalam sambutan Lalu Gita Aryadi, antara lain sekilas mengenai fase-fase evolusi pariwisata yang telah dialami NTB.

"Fase pertama adalah fase tradisional yaitu NTB sebagai destinasi liburan dan honeymoon, fase kedua adalah fase pertumbuhan yaitu NTB sebagai Mice Destination, dan ketiga adalah fase perkembangan yaitu NTB sebagai Sport Tourism Destination," demikian penjelasan Lalu Gita Aryadi

Secara sekilas, Lalu juga menjelaskan bahwa Wisata Halal yang kembali marak digaungkan baru-baru ini sebenarnya sudah dikembangkan di NTB sejak 2010 silam.

Dia juga menegaskan, maksud dari wisata halal bukanlah untuk menggantikan jenis wisata konvensional melainkan menambah segmentasi pasar, terutama ke wisatawan Muslim asal Timur Tengah yang cukup potensial.

"Betapa banyak potensi-potensi pasar dari Timur Tengah yang tidak tergarap secara optimal. Justru yang memanfaatkannya adalah negara-negara lain," ujar Lalu lagi.

Kembali ke tema konferensi yaitu Sport Tourism, Kita semua dapat mengamati bahwa NTB sebagai destinasi Sport Tourism mulai menguak harapan dan potensi dengan diselenggarakannya World Superbike Mandalika 2021 dan juga berbagai kegiatan tingkat internasional tahun 2022 termasuk MotoGP Mandalika pada bulan Maret nanti.

Foto: Tangkapan Layar Pribadi
Foto: Tangkapan Layar Pribadi

Fakta NTB sebagai tujuan unggulan Sport Tourism juga diperkuat dengan pernyataan Deputi Bidang Produksi Wisata dan Penyelenggara Kegiatan KEMENPAREKRAF RI, Rizki Handayani.

Beliau mengungkapkan bahwa Lombok sudah lama dikenal sejak sebagai destinasi sport Tourism unggulan di Indonesia dengan Gunung Rinjani sebagai destinasi favorit untuk para pendaki baik dari dalam negeri maupun mancanegara.

Dengan terselenggaranya Pertamina Mandalika International Street Circuit, Lombok kian memperkukuh posisinya sebagai destinasi yang tidak bisa dilewatkan untuk Sport Tourism.

Untuk itu, Lombok dan NTB tidak boleh melewatkan momen ini untuk membuat kemajuan yang pesat bagi kalangan UMKM dan Ekonomi Kreatif sebagai dampak positif perkembangan wisata di NTB. Dengan demikian, kemajuan dalam dunia pariwisata dapat dinikmati oleh semua golongan masyarakat.

Sepuluh pemenang lomba menulis di Kompasiana beruntung bisa menyaksikan secara langsung, sementara member Koteka Kompasiana juga bisa ikut menyaksikan secara online yang dimulai sekitar pukul 9.00 pagi WIT. Acara ini dibagi dalam dua sesi dan dipandu oleh Shahnaz Soehartono sebagai moderator.

Sesi pertama dengan tema "Menggali Kesiapan Kawasan Wisata Olahraga Mandalika" menampilkan beberapa narasumber seperti Ekawati Moncarre, Country Manager VITO Perancis yang tampil langsung dari Paris; DR. M Firmansyah, Akademisi dari Universitas Mataram; Lalu Putria, Budayawan Sasak, Lombok dan juga Adi Prinantyo, Wartawan Senior Kompas.

Foto: Tangkapan layar Pribadi
Foto: Tangkapan layar Pribadi

Sementara Sesi Kedua mengusung tema "Kunci Pengembangan Wisata Olahraga dan Ekonomi Kreatif Kawasan Mandalika". Menampilkan Hery Setyawan, Ketua ASITA Daerah Istimewa Yogyakarta; Helianti Hilman, Founder of Javara; Hendra Noor Saleh, Presiden Direktur Dyandra Promosindo; Muhammad Farid Zaini, Event Director Rinjani Geopark Sport Tourism Festival; dan Zacky Badrudin, Race Director L'Etape Indonesia by Tour de France.

Masing-masing narasumber membawakan topik yang sangat menarik dan memberikan beragam inspirasi untuk kemajuan wisata di Mandalika, Lombok dan juga NTB secara keseluruhan sesuai dengan tema konferensi.

Ekawati yang tampil langsung dari Paris membuka pemaparannya dengan salam subuh sambil menyatakan bahwa di Paris masih pukul 3 pagi. Dia mengungkapkan fakta tentang banyaknya event olahraga yang diadakan di Perancis seperti Tour de France, Vende Globe, Paris Marathon dan juga Roland Garros.

Perancis juga bahkan pernah menjadi tuan rumah World Cup 1998, Euro dan juga nanti menjadi tuan rumah Olimpiade 2024. Nah, dengan begitu banyak yang kita bisa pelajari dari pengalaman Perancis ini untuk mengembangkan NTB dan sebagai destinasi Sport Tourism.

Lombok sendiri mempunyai potensi yang sangat besar karena selain memiliki pantai, juga memiliki air terjun dan juga gunung seperti Rinjani. Karena itu, Lombok dapat meraup nilai tambah dari Sport Tourism terutama dari kuliner dan juga souvenir khas yang ada di Lombok. Seperti kopi, madu moringa dan lain-lain.

Selanjutnya Dr. M Firmansyah membahas mengenai Tourism Sport di NTB dan Peran Ekonomi Lokal yang ditinjau dari Ekonomi Kelembagaan. Beliau menelaah sejauh mana peran ekonomi lokal dalam Sport Tourism di Kawasan Mandalika.

Firmansyah juga bercerita tentang berbagai kawasan wisata di NTB seperti berbagai Gili, Pantai Seginggih dan juga Kawasan Kuliner Sayang-Sayang.

Yang ingin disampaikan adalah bagaimana mengembangkan semua potensi yang ada ini dengan adanya Kawasan Ekonomi Khusus Mandalika sehingga ekosistem bisnis ini bisa berkembang dan maju bersama. Yang diinginkan adalah kehadiran Kawasan Mandalika menjadi komplementer dan bukan substitusi kawasan lain yang sudah eksis terlebih dahulu.

Budayawan Sasak Lalu Putria yang tampil mengenakan busana tradisional Lombok bernama "dodot" juga membahas event konferensi ini dari sudut pandang budaya dan adat serta kearifan lokal yang ada di Lombok.

Dia juga menyebutkan bahwa tertulis dalam kitab lontar "Lombok Mirah Sasak Adi". Kalau diterjemahkan satu persatu Lombok artinya lurus atau jujur, mirah artinya permata, sasak artinya kenyataan, dan adi artinya baik. Singkatnya beliau mengajarkan falsafah dan ajaran yang sangat luhur dari bumi Lombok yang indah ini.

Dari sudut pandang yang lain, Adi Prinantyo juga memaparkan analisis SWOT untuk Mandalika. Dimana salah satu kekuatannya adalah keindahan alam sirkuit Mandalika yang menyatu dengan pantai. Selain itu kesaksian dan pujian oleh para pembalap tentang daya cengkram sirkuit yang terbaik di dunia terutama di waktu hujan.

Dalam Sesi kedua, kita juga mendengarkan paparan Helianti Hilman mengenai peran kuliner dan kearifan lokal dalam menunjang pariwisata. Dipaparkan mengenai makanan-makanan lokal yang ternyata memiliki potensi luar biasa untuk dijual ke dunia internasional.

"Makan Bukan Sekadar Makan", demikian yang dijual oleh Helianti Hilman karena yang dijual bukan hanya makanan, melainkan pengalaman dan cita rasa yang tidak akan di dapat di negara tempat asal wisatawan. Singkatnya selain makan, ada cerita dibalik makanan tersebut.

Hery Setyawan dari ASITA Yogyakarta juga memberikan insight untuk kebangkitan pariwisata di Yogyakarta selama pandemi.

Dia mengatakan, belajar dari pengalaman di Yogyakarta, kolaborasi sangat penting. Harus dan perlu terus terjalin komunikasi di antara semua pemangku kepentingan sehingga tidak saja kesuksesan acara, tetapi juga masyarakat luas di sekitar kawasan dan Lombok atau bahkan NTB merasakan dampaknya.

Hendra dari Dyandra Promosindo juga memberikan pandangan tentang pengalamannya menjadi bagian dalam penyelenggaraan World Superbike, terutama dalam penjualan tiket.

Pengalaman uniknya adalah mengenai kisah menjual tiket untuk World Superbike dalam kurun waktu hanya sekitar 1 minggu saja, sementara di dunia internasional biasanya dijual dalam waktu sekitar 1 tahun.

Hendra juga menceritakan pengalamannya ketika ikut mengelola World SuperBike di Sentul dan MotoGP pada 1997 dan 1998. Pesan yang ingin disampaikan adalah jangan sampai kita membangun Candi Mandalika.

Dalam sesi ini kita juga bisa mengetahui lebih rinci tentang Geopark Rinjani melalui paparan Fariz Zaini. Disini kita bisa melihat berbagai kegiatan Sport Tourism seperti Rinjani Geopark Sport Tourism Festival.

Yang bisa dipetik dari kegiatan ini adalah berkembangnya infrastruktur baru menjadi lebih bagus dan maju sekaligus menciptakan pertumbuhan ekonomi di tingkat lokal baik kuliner, akomodasi dan juga transportasi.

Selanjutnya tampil Zacky Badrudin yang menjelaskan tentang L'Etape Tour de France. Dia menceritakan sekilas mengenai Tour de France yang sudah berusia lebih 109 tahun dan tentang L'etape Indonesia yang merupakan event partisipasi dimana para wisatawan juga ikut berolahraga alias ikut balap sepeda.

L'etape Indonesia by Tour de France ini akan diadakan pada Februari 2022. Ini adalah kesempatan bagi pembalap amatir untuk ikut berwisata sambil naik sepeda di Pulau Lombok.

Demikianlah sekilas mengenai pelaksanaan International Conference Mandalika yang bertemakan "Infinity Experiences of Sport Tourism" yang berlangsung di Lombok pada 1 Desember 2021.

Diharapkan dengan terselenggaranya konferensi ini dapat membuka cakrawala yang lebih luas demi terwujudnya Mandalika sebagai Destinasi Super Prioritas dan menjadi motor penggerak bangkitnya pariwisata Indonesia.

Wonderful Indonesia!

Desember 2021

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun