Â
Pada 2019, kami kembali berwisata ke Danau Toba.  Bukan Polonia atau Kualanamu, kali ini kami mendarat di Silangit.  Dari bandara ini kami menyewa kendaraan berikut sopir sekaligus pemandu wisata  yang akan mengantar ke Parapat. Namun sebelumnya sudah disetujui untuk mampir ke berbagai tempat wisata.
Tujuan pertama adalah Huta Ginjang yang merupakan salah satu lokasi Geosite untuk melihat panorama Danau Toba yang menakjubkan. Huta Ginjang terletak sekitar 8 Km dari Bandara Silangit dan ditempuh dalam waktu sekitar 15 menit melewati jalan perkampungan dengan pemandangan yang indah. Salah satu ciri khas tanah Batak adalah banyaknya bangunan makam yang megah. Â "Bahkan lebih megah dan mewah dibandingkan dengan rumah tempat tinggal mereka sendiri," demikian komentar sopir.Â
Dalam bahasa Batak, Huta memiliki arti 'kampung' dan Ginjang artinya 'atas'. Jadi, Huta Ginjang memiliki arti kampung yang berlokasi di atas, demikian penjelasan sopir,
Terletak di Kecamatan Muara, Kabupaten Tapanuli Utara, di  lokasi yang memiliki ketinggian sekitar 1500 meter dari permukaan laut ini , kita bisa sedikit banyak belajar mengenai terjadinya Danau Toba, Pulau Samosir dan segala keindahan alam yang ada di sini akibat letusan Supervolkano yang terjadi sekitar 74 ribu tahun lalu.Â
Dari Huta Ginjang, kendaraan berjalan kembali menuju ke lokasi wisata yang lain yaitu Geopark Sipinsur.  di  Kabupaten Humbang Hasundutan. Di sini kita juga bisa melihat keindahan Danau Toba walau cuaca agak sedikit mendung dengan gerimis dan kabut.  Kawasan Sipinsur juga  merupakan hutan pinus yang indah dan sejuk.Â
Di sini saya belajar sekilas mengenai legenda terjadinya danau Toba yang konon bentuknya mirip seekor ikan. Menurut legenda, ada seorang pemuda yang bernama Toba sedang memancing dan kemudian mendapat seekor ikan yang kemudian berubah menjadi seorang gadis cantik.  Gadis ini kemudian dinikahi dengan syarat  Toba tidak boleh mengungkap rahasianya. Ketika sudah mempunyai seorang anak bernama Samosir, Toba sempat marah dan memaki anaknya dengan sebutan 'Anak Ikan'. Akibatnya terjadi banjir bah yang membentuk danau Toba dan Pulau Samosir.
Jalan-jalan berlanjut menuju ke Balige dengan sejenak menjenguk makam Sisingamagaraja XII. Setelah itu kami sejenak makan sore di Pantai Pasir Putih di Lumban Bulbul. Walau berada di tepi danau, nuansa tepi laut yang tenang terasa lebih membuncah.Â
Hari sudah menjelang malam ketika kami tiba di hotel legendaris Inna Parapat yang letaknya tepat di tepi danau. Esok pagi, kami menikmati suasana Negeri Belanda dengan kincir angin di Inna Parapat sambil menikmati suasana danau yang tenang. Siangnya saya juga sempat mampir ke rumah peristirahatan Bung Karno. Saya beruntung bertemu dengan penjaga rumah itu hingga bisa masuk ke dalam.