Mohon tunggu...
Taufik Uieks
Taufik Uieks Mohon Tunggu... Dosen - Dosen , penulis buku travelling dan suka jalan-jalan kemana saja,

Hidup adalah sebuah perjalanan..Nikmati saja..

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Tersihir Daya Pikat Heritage of Toba

26 September 2021   21:43 Diperbarui: 26 September 2021   21:46 299
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Danau Toba dari Sipinsor : dokpri

Selama ini, kalau kita berkelana ke Mancanegara, masih banyak orang yang belum kenal akan Indonesia.  Biasanya mereka lebih kenal Bali. Tidak mengherankan bila seorang teman yang kebetulan berprofesi sebagai  penerbang dan lebih sering mengaku sebagai orang Bali dibandingkan orang Indonesia.

Oleh karena itu, sungguh sangat tepat kebijakan pemerintah saat ini yang menetapkan 5 Destinasi Super Prioritas (DSP) untuk  mempercepat munculnya destinasi wisata baru di Indonesia yang memiliki reputasi tingkat dunia.  Danau Toba menjadi salah satu destinasi andalan yang sedang dikembangkan untuk mencapai status tersebut.

Munculnya 5 DSP ini memiliki tujuan untuk membuktikan ke pada dunia bahwa Indonesia adalah suatu rangkaian zamrud nan indah di Khatulistiwa. Bali yang begitu memesona merupakan salah satu mata rantai yang  tak terpisahkan yang membentuk keindahan sempurna yang dijuluki Wonderful Indonesia. 

Mari kita sejenak mengenang kembali kisah langlang  ke  Danau Toba yang sangat kaya akan keindahan alam, budaya, sejarah dan juga warisan geologis yang akan membuka mata kita akan besarnya potensi yang dimiliki kawasan Danau Toba.  Dengan bangga saya nobatkan cuplikan kisah ini sebagai heritage of Toba.

Pesona dan sihir  Danau Toba lah yang membawa saya dan keluarga beranjangsana ke Sumatera Utara kali pada 1995.

Dari Medan, kami menyewa kendaraan untuk berangkat ke Danau Toba dengan tujuan perdana ke Parapat.  Kota ini memang menjadi tempat favorit sebagai lokasi persinggahan sekaligus pintu gerbang Danau Toba bagi yang ingin menyeberang ke Pulau Samosir.

Perjalanan dari Medan ke Parapat  kala itu ditempuh dalam waktu sekitar 5 atau 6 jam.  Lumayan melelahkan walau ketika mendekati Danau Toba kita akan disuguhi panorama yang menyejukkan jiwa.  Bentangan air maha luas nan tenang berwarna biru dengan hiasan bukit nan hijau membuat hati dan raga yang lelah sejenak terhibur. Sebuah lukisan alam nan memesona.

Kami menginap di sebuah hotel di  Parapat yang terletak di sebuah bukit dengan pemandangan nan Danu Toba nan memukau.  Walau hanya bermain di kolam renang, kami bisa puas menikmati suasana yang asri itu. Rasa lelah pun hilang sirna.  Keesokan harinya, kami menuju ke dermaga dan kemudian naik kapal menuju ke Pulau Samosir.  Tepatnya ke Tomok.  Di sini kita bisa menikmati  wisata budaya dan sejarah. Salah satunya adalah Makam Batu Raja Sidabutar.   Makam ini  terletak beberapa menit jalan kaki dari pelabuhan Tomok. Di sepanjang jalan banyak kios yang menjual suvenir khas Batak.

Makam Raja Sidabutar telah berusia ratusan tahun bahkan hampir setengah Milenia.  Makam ini sangat unik karena terbuat dari batu utuh sehingga termasuk situs megalitkum.  Konon Raja Sidabutar adalah orang pertama yang menetap di pulau  Samosir.   Di sekitar makam  terdapat deretan rumah adat Batak dan patung boneka Sigale-gale yang bisa menari.

Setelah melihat beberapa lokasi menarik lain di  Pulau Samosir, kami  kembali ke Parapat.  Dalam perjalanan kembali ke Medan sopir juga menjelaskan tentang  Air Terjun Sipiso-piso yang merupakan air terjun yang terindah di kawasan Danau Toba.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun