Menjelang sore, kami menunggu rombongan teman yang datang dari Medan. Rencananya kami akan bersama naik kapal menyeberang ke Samosir.  Namun ditunggu hingga agak sore mereka belum juga tiba di Parapat.  Karena rombongan kami  sudah memesan hotel di Samosir, saya memutuskan untuk menyeberang duluan ke Samosir, sementara istri menunggu rombongan dari Medan di hotel.Â
Saya berjalan kaki menuju ke dermaga Tiga Raja dan kemudian naik kapal yang menuju ke Tomok, tepatnya ke Samosir Cottage dan berlabuh tepat di dermaga di belakang hotel. Â Rupanya rombongan dari Medan terlambat tiba di Parapat sehingga mereka memutuskan meninggalkan kendaraan di hotel dan menyewa speed boat ke Samosir. Â Hari sudah gelap ketika mereka merapat di dermaga di belakang hotel.
Keesokan harinya rombongan kami menyewa kendaraan untuk keliling Pulau Samosir. Banyak tempat yang dapat dikunjungi seperti pantai, Batu Kursi Raja Siallagan, Kampung Turnip dan tentu saja kembali ke Makam Raja Sidabutar, tempat boneka Sigale-gale di Ambarita. Â Di sini kebetulan sedang ramai wisatawan dan boneka sedang dimainkan. Kami bahkan bisa ikut menari Tortor beramai-ramai. Â Tentu saja ditemani kisah menarik tentang Sigale-gale dan cerita tentang cecak dan payudara.
Sore harinya kami kembali ke Parapat dengan speed boat. Dalam pelayaran singkat ini, sempat juga diajak keliling melihat Batu Gantung berikut legendanya yang terkenal. Â Dari Parapat, rombongan kami langsung menuju ke Simalem Resort yang terletak di Kodon-Kodon, Merek, Kabupaten Karo. Â Letaknya di sisi Danau Toba sebelah utara Parapat lebih dekat ke kota Medan.
Kami menginap satu malam di Simalem Resort. Menikmati keindahan Danau Toba dari sudut yang lain sekaligus wisata agro di resor yang luas itu. Melihat indahnya lokasi dan fasilitas di sini, bila dikelola lebih baik lagi, Simalem Resort memiliki peluang yang sangat besar menjadi venue MICE tingkat dunia. Â Sekaligus mewujudkan MICE di Indonesia Aja.
Danau Toba memang selalu  penuh daya pikat dan pesona. Masih banyak tempat yang belum kami kunjungi.  Dalam hati saya  berjanji akan datang lagi di lain waktu untuk lebih leluasa menikmati Heritage of Toba.
Untuk mewujudkan tujuan  sebagai DSP Danau Toba, masih banyak yang harus dikerjakan oleh pemerintah dan para pemangku kepentingan lainnya.Â
Salah satu hal yang harus dipercepat adalah infrastruktur jalan tol  menuju kawasan DSP Toba ini.  Bila s jalan tol Medan Kualanamu Tebing Tinggi menuju Parapat sudah  selesai, maka dari Medan kita akan bisa mencapai kawasan Danau Toba dalam waktu kurang dari dua jam.
Selain infrastruktur jalan, fasilitas hotel dengan fasilitas MICE  juga harus disiapkan sehingga kian menunjang akselerasi DSP Danau Toba.  Bukan itu saja, mengingat banyaknya lokasi wisata yang terletak di sekitar danau vulkanik itu, konektivitas antar wilayah juga harus disiapkan dengan baik.  Selain bus dengan  tenaga listrik atau bahkan kalau mungkin sarana transportasi ramah lingkungan berbasis rel.