Mohon tunggu...
taufik sentana
taufik sentana Mohon Tunggu... Personal Development

Pendidikan, sosial budaya dan Kreativitas

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Tardji dan Malna, di Sebuah Kota

14 Oktober 2025   21:46 Diperbarui: 14 Oktober 2025   21:45 18
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Tardji membawa kapak. Malna membawa kata kata ke dalam sebuah museum tanpa atap.


Di kota, Tardji menulis puisi tentang jembatan yang tak menghubungkan hati. atau tanah air yang menjadi air mata. 

Dan Malna, menulis di meja kerja dengan sederet instalasi kata yang dipilih dari nama resep di dapur, produk makanan lokal dan nama nama lorong di Berlin, lalu ia membuka kulkas, mencari sepotong apel yang pernah dipotong oleh pisau Sapardi.

Pada malam kemudian,Sapardi mengetuk mimpi Malna dan meredam amuk Tardji.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun