Mohon tunggu...
Taufik Aulia Rahmat
Taufik Aulia Rahmat Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Asisten Peneliti LAPAN

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Kita dan Pilihan Kita Sendiri

24 Oktober 2016   15:47 Diperbarui: 25 Oktober 2016   01:39 140
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Saya ingin mengulas sedikit tentang sikap orang-orang terhadap alternatif pilihan-pilihan politik yang ada. Berbagai macam pilihan dan sikap yang diambil tidak jarang memicu pertentangan dan pertikaian, dan tidak lain akan merusak keharmonisan hubungan kita sebagai masyarakat. Belum lagi dengan dinamika media sosial yang selalu penuh dengan pro kontra, diperparah dengan dramatisasi oleh akun buzzer dan abal-abal yang jumlahnya ribuan.

Dari kacamata demokrasi kita, yang berbahaya sebenarnya bukan substansi pilihan yang diambil. Demokrasi yang sangat menjamin kebebasan berpendapat ini memungkinkan semua orang memilih pilihannya masing-masing, mulai dari pro, kontra, sampai memilih untuk tidak memilih alias netral sekalipun.

Namun dalam konteks hubungan bermasyarakat, yang berbahaya adalah sikap yang keluar atas setiap pilihan yang kita buat. Tentu ada harmoni dan kerukunan yang harus dijaga. Maka penting untuk menunjukkan sikap saling menghargai dan bertanggung jawab atas pilihan masing-masing.

Mendukung boleh, menyebar informasi tentang kelebihan dan keunggulan yang didukung tentu boleh. Yang tidak boleh adalah memutar balik fakta dan memberi informasi yang tidak benar-benar ada. Kalau sampai terungkap kebohongan Anda dan pihak yang Anda dukung, maka siap-siap saja kredibilitas Anda dan yang Anda dukung terjun bebas.

Dalam konteks politik, mengatakan bahwa di pihak lawan terlalu banyak kepentingan boleh saja, namun sertai rasionalisasi yang berimbang nampaknya lebih elok agar tidak hanya menjadi klaim atau tuduhan yang tidak berdasar. Yang cukup naif adalah mengatakan pihak yang Anda dukung tidak terikat dengan kepentingan apapun, karena ini mustahil ada dalam realita dimana kita hidup hari ini yang sangat bergantung pada kekuatan modal. 

Menjadi kontra boleh. Menjatuhkan dengan membeberkan keburukan dan dosa masa lalu serta rekam jejak buruk tidak ada salahnya. Sebab ini pertarungan. Sebab masyarakat pun butuh informasi ini. Tak akan ada masalah selama yang disampaikan adalah hal-hal shahih yang dapat dipertanggungjawabkan. Yang tidak boleh adalah mengada-adakan cerita dan memutar balik fakta sampai memfitnah untuk menghancurkan. Kalau sampai terbukti Anda dan yang Anda dukung telah menyebar fitnah, maka siap-siap kredibilitas Anda dan yang Anda dukung akan terjun bebas juga.

Memilih untuk tidak memilih a.k.a netral silahkan saja. Merasa muak dan memilih menyelamatkan diri dari kemelut politik silahkan saja, selama Anda nyaman. Mengatakan pihak-pihak yang saling bertentangan itu memiliki kepentingannya masing-masing yang membuat Anda enggan memilih silahkan saja. Namun mengatakan Anda benar-benar selamat dari ‘dimanfaatkan’ kepentingan politik yang ada, belum tentu. Karena terlalu banyak pihak yang terlibat dan terlalu banyak kepentingan yang ada, tentu ada pihak yang mengambil keuntungan dari diam dan tidak memilihnya Anda. Bahkan pada suatu waktu, orang-orang memang sengaja digiring untuk tidak memilih.

Maka proporsional dan bertanggung jawablah dalam bersikap atas pilihan Anda sendiri. Anda benar bila memang merasa pilihan Anda benar. Namun jangan melewati batas dalam menyalahkan orang lain. Sewajarnya saja dalam mendukung, sewajarnya saja dalam membenci. Fenomenanya sekarang adalah terkadang komentar buruk kita (terutama di media sosial) tentang pihak lawan lebih banyak daripada informasi positif yang kita sampaikan tentang orang yang kita dukung. Ingat, Anda tidak sedang berlomba dalam memusuhi orang, tapi Anda sedang berlomba memenangkan orang. Maka tetap kendalikan pendapat-pendapat Anda, kendalikan media sosial Anda.

Ada kerukunan dan keharmonisan yang tetap harus dijaga. Yang pasti saya percaya kita sedang beranjak dewasa dalam berdemokrasi, untuk mampu mengemukakan pilihan dengan argumentasi yang dapat dipertanggungjawabkan, untuk mampu hidup dalam perbedaan pendapat dan menghargai pilihan-pilihan yang ada.

Sekalipun dinamika politik yang sebenarnya lebih ekstrim dari apa yang saya jabarkan tadi, setidaknya ini penjabaran saya untuk kita, orang-orang awam, agar pilihan dan sikap yang kita ambil tidak menjadi bom waktu bagi kerukunan kita dalam bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.

Selamat berdemokrasi, selamat memilih dan dipilih,
selamat memenangkan!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun