Mohon tunggu...
T. Fany R.
T. Fany R. Mohon Tunggu... Pecinta kopi, penjelajah kata, dan hobi lari

Kopi bukan hanya minuman—ia adalah teman refleksi. Buku bukan sekadar bacaan—ia adalah jendela dunia. Dan lari bukan hanya olahraga—ia adalah ruang dialog dengan diri sendiri.

Selanjutnya

Tutup

Diary

Curhat Kepada Tuhan

16 September 2025   06:46 Diperbarui: 16 September 2025   06:46 16
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Diary. Sumber ilustrasi: PEXELS/Markus Winkler

Ibadah adalah Cara Kita Berkoneksi dengan Tuhan Lewat Rasa Syukur

Banyak orang memahami ibadah semata-mata sebagai kewajiban: sesuatu yang harus dilakukan agar terhindar dari dosa atau mendapat pahala. Padahal, jika kita dalami lebih jauh, ibadah sejatinya adalah jembatan untuk berkoneksi dengan Tuhan. Dan inti dari koneksi itu bukan hanya permintaan, melainkan juga rasa syukur.

Syukur adalah bahasa universal yang bisa menenangkan hati sekaligus mendekatkan kita pada Sang Pencipta. Melalui ibadah, kita belajar berhenti sejenak dari hiruk pikuk dunia untuk menengok kembali segala nikmat yang telah diberikan: udara yang kita hirup tanpa biaya, tubuh yang masih bergerak, kesempatan untuk hidup satu hari lagi. 

Semua itu adalah karunia, dan ibadah menjadi cara kita mengucapkan terima kasih yang paling tulus.

Setiap ibadah, apa pun bentuknya, selalu menyimpan unsur syukur. Sholat adalah syukur dengan raga dan jiwa, puasa adalah syukur dengan menahan diri agar tahu nikmatnya makanan sederhana, zakat adalah syukur dengan berbagi rezeki agar kita tidak lupa bahwa harta hanyalah titipan. 

Bahkan doa pun, sebelum meminta, selalu diawali dengan memuji dan bersyukur kepada-Nya.

Ketika ibadah dilakukan dengan kesadaran syukur, hubungan kita dengan Tuhan menjadi lebih hangat. Kita tidak lagi sekadar beribadah karena takut hukuman atau mengejar balasan, melainkan karena ingin terus terhubung dengan sumber segala kebaikan. Syukur menjadikan ibadah bukan beban, melainkan kebutuhan---karena di sanalah hati kita menemukan kedamaian.

Maka, setiap kali kita beribadah, ingatlah bahwa kita sedang menyambungkan diri dengan Tuhan melalui rasa syukur. Bukan hanya tentang apa yang kita harapkan dari-Nya, tetapi tentang apa yang telah begitu banyak kita terima. Dari sinilah kita belajar bahwa ibadah bukanlah sekadar ritual, melainkan ruang syukur yang menjaga hati tetap rendah, tenang, dan penuh cahaya.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun