Mohon tunggu...
Taufan Satyadharma
Taufan Satyadharma Mohon Tunggu... Akuntan - Pencari makna

ABNORMAL | gelandangan

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Belajar Menelusuri "Pikir"

21 September 2020   16:07 Diperbarui: 21 September 2020   16:21 143
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Majelis ini sangat menarik meski banyak menuntut otak untuk terus dan berkonsentrasi. Waktu yang cepat berlalu menjadi bukti nyata ketika semua begitu menikmati dan enjoy dengan sajian ilmu yang saling ditawarkan satu dengan yang lainnya.

Mang Yani yang memiliki basic seorang seniman memberikan respon, bahwa berpikir ini cenderung memiliki struktur atau tingkatan seperti apa yang telah menjadi pilar kebudayaan, yakni logika, etika, dan estetika. 

Mudahnya, ketika kita sama-sama telah mengalami proses pembelajaran bersama dalam Maiyah, sama seperti apa yang telah banyak disampaikan oleh Mbah Nun, terkait baik, benar, dan indah. "Agama tanpa ilmu itu lemah. Dan ilmu tanpa agama itu buta."

Mas Taufan juga sedikit menyampaikan apa yang mesti menjadi prioritas dalam berfikir. Menurutnya, sebagai sesuatu yang hidup, satu kepastian yang akan ditemui adalah mati. Maka dari itu, yang menjadi pertimbangan dalam menentukan porsi berfikir adalah kesadaran untuk melibatkan peran Tuhan dalam segala proses berpikir.

Karena nantinya, hal tersebut akan mempengaruhi pembendaharaan yang akan menjadi bekal setiap manusia untuk kembali pulang. Dan secara otomatis pula ketika kita menanamkan hal tersebut, akan mempengaruhi kebiasaan kita dalam melakukan ibadah muamalah.

Workshop kecil mengisi waktu di tengah-tengah acara, yakni belajar tentang moderator. Salah satu dari kami ditunjuk sebagai moderator sedangkan yang lainnya mempersiapkan apa yang diketahui tentang moderator. 

Yang unik, kesempatan dalam memberikan argumen tentang moderator nantinya akan dibatasi hanya dengan durasi 1 menit. Tentu saja, secara tidak langsung pikiran akan banyak menuntut hasil yang maksimal dengan waktu yang terbatas. Berbagai macam model argumentasi jawaban mewarnai sesi yang bisa menjadi salah satu hiburan kita pada malam hari ini.

Seluruh kegiatan awal ini masih bersifat responsif. Alur pembelajaran pun masih random dan zig-zag. Banyak hal yang mesti dibenahi secara teknis agar suatu saat jika majelis ini semakin bertambah peminatnya, mampu menyajikan prasmanan ilmu yang mampu dinikamti oleh segala yang hadir.

Salah satu kesimpulan yang dapat diambil pada pertemuan ini adalah perilaku manusia akan banyak dipengaruhi oleh cara berfikirnya. Akan lebih bagus apabila segala ilmu yang disampaikan disertai dengan referensi sumber, hingga akan membantu dalam proses identifikasi dan memudahkan apabila ingin menggali lebih dalam suatu ilmu.

Segala sesuatu yang telah dipelajari, terutama terkait dengan ilmu, menemukan maknanya asal segala bahasan ilmu tadi mampu mendekatkan diri kita kepada Yang Maha Mengetahui. Bacaan Tarhim sebelum Shubuh menjadi pertanda bahwa pertemuan ini mesti segera dipungkasi. 

Tulisan ini pun juga tak mampu menangkap segala makna akan ilmu yang telah termuat dalam pertemuan pertama ini yang berlangsung sekitar 7 jam lebih. Nyuwun agunging pangapunten menawi tasih kathah lepatipun lan maturnuwun!

***

 Megelang, 19 September 2020

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun