Mohon tunggu...
Taufan Satyadharma
Taufan Satyadharma Mohon Tunggu... Akuntan - Pencari makna

ABNORMAL | gelandangan

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Belajar Menelusuri "Pikir"

21 September 2020   16:07 Diperbarui: 21 September 2020   16:21 143
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Mang Yani memakai ungkapan "aku berpikir, maka aku ada" sebagai kacamata pandang dalam menjelaskan berpikir. Hingga akhirnya memberi kesimpulan jika manusia mudah untuk mengenal satu dengan yang lainnya, tapi tidak mengenal dirinya sendiri.

Mas Arif Playheart mendapat giliran kedua. Dia kurang lebih berpendapat bahwa berpikir merupakan bagian dari proses pengendalian diri yang menjadi sebuah rangkian dari logika-logika beserta efeknya. 

Agar tidak mudah menimbulkan prasangka dan menciptakan sebuah keseimbangan. Kemudian Pak Sholeh yang mendapat giliran berikutnya menjelaskan bahwa berpikir akan menuntun kita ke perjalanan waktu yang bermuara pada proses spiritual. 

Berpikir sendiri menurut Pak Sholeh merupakan salah satu cara untuk mencari kebaikan demi dirinya sendiri. Baik di dunia hingga sampai ke akhirat. Mas Ipul pun juga ikut menyampaikan pendapatnya, bahwa mikir itu sebenarnya berpikir atau hanya sebatas prasangka. Menurutnya, berpikir hanyalah prasangka yang hanya dibolak-balik.

Dari kata pikir sendiri, kita sebenarnya bisa mencari letakknya dimana? Posisi yang tepat seperti apa? Kapan? Bagaimana? Arah dari pikir itu sendiri akan dibawa kemana? 

Setidaknya dari pertanyaan-pertanyaan itu, kita dapat mengetahui teknis dasar bahwa dalam menjelaskan sesuatu diperlukan juga tuntunan untuk mengetahui disiplin ilmu. Bukankah pernah salah seorang bijak berkata, "sebesar apa kamu mengenali dirimu, semakin besar pula sesuatu yang nantinya akan didapatkan."?

Mas Sigit menjelaskan bahwa berpikir merupakan aktivitas pikiran. Berpikir adalah gabungan antara rasa dan intelektual seseorang, yang menjadi output dari kerja sistem saraf otak kita. 

Laku manusia adalah salah satu sistem yang merupakan satu kesatuan dari energi yang dihasilkan oleh pikiran. Pikiran merupakan pusat pemerintahan bagi jasad manusia.

Pikiran sendiri berasal dari prosesi akal, yang Mas Sigit membaginya menjadi 2, yakni akal praktis dan akal teoritis. Akal praktis merupakan akal yang mampu menerima arti-arti dari materi melalui indra pengingat yang ada dalam jiwa binatang pada umumnya. Sedangkan akal teoritis merupakan akal yang mampu memahami arti-arti murni, yang tak pernah ada dalam benda/ materi, misal ruh, Tuhan, dan lainnya.

Mas Sigit kemudian memberikan contoh dengan menggunakan logika nubuwah, dengan memberikan cerita ketika Aisyah membagi-bagikan makanan sehingga tinggal sedikit yang tersisa makan untuk Kanjeng Nabi. Namun, Kanjeng Nabi memberikan pikiran yang berbeda, bahwasanya sejatinya makanan yang dimakan oleh Beliau adalah yang telah dibagi-bagikan, bukan apa yang tersisa. Tentu, hanya manusia yang mampu berpikiran secara teoritis dan menangkap logika nubuwah tersebut.

Dokpri
Dokpri
"Agama tanpa ilmu itu lemah, dan ilmu tanpa agama itu buta"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun