Mohon tunggu...
Taufan Satyadharma
Taufan Satyadharma Mohon Tunggu... Akuntan - Pencari makna

ABNORMAL | gelandangan

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Dr. Christyaji: Kenali, Lalu Cintailah!

16 April 2020   16:23 Diperbarui: 16 April 2020   16:25 170
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sedangkan dalam kerentanan mental sering terwujud dalam sifat takabbur atau angkuh, baik itu merasa mengetahui, merasa kuat, merasa berani, dsb. 

Padahal mengutip dari Einstein, kalau orang semakin mengetahui, maka akan membuat semakin takut. Bahkan Dr. Chris sedikit menyinggung, "Kita tidak kenal diri kita sendiri, tapi kita bingung mengenali virus."

Dr. Chris yang sudah cukup lama mengikuti maiyah sejak tahun 2000-an ini pun sedikit banyak menjadikan ilmu maiyah sebagai bekal perjalanannya, salah satu pesan yang paling beliau ingat adalah ketika Mbah Nun menyampaikan bahwa anda datang saja ke maiyahan, walaupun anda tidur, makan, dan rokokan saja itu lebih dari cukup. 

Nanti anda akan mengetahui kalau itu akan bermanfaat pada waktu tertentu. "Maiyah bukan untuk hari ini, tapi untuk beberapa waktu ke depan." Pungkas Dr. Chris mengingat pesan dari Mbah Nun.

Lantas apa yang mesti dilakukan? "Kenali lalu cintai!" kata beliau. Maksudnya mengenali virus dengan konsep "what, where, who, when, how", selanjutnya kita sibukkan diri dengan simulasi-simulasi pertanyaan kepada diri sendiri selain meningkatkan langkah-langkah antisipasi. 

Kita belajar menganggap virus ini bukan sebagai sebuah ancaman, melainkan rahmatNya. Dr. Chris juga mengajak untuk berfikir ekstrim agar mengenal batas-batas. Berfikir ekstrim itu perlu, yang tidak boleh adalah bertindak ekstrim..

dokpri
dokpri
Meminimalisir Kerentanan Diri Melalui Ikhtiar dan Doa

Masalah pandemi, wabah, atau tha'un ini adalah sesuatu yang harus dihadapi. Baik dimaknai sebagai ujian, hukuman, atau rahmat tergantung kepada keberangkatan pemikiran masing-masing individu. Dan pemaknaan ini tidak bisa disamaratakan, mengingat peran-peran yang dibagikan kepada manusia oleh Tuhan pun berbeda-beda. Lalu bagaimana solusi menghadapi pandemi ini?

"Yang sering mematikan bukan virusnya, tapi respon kita yang berlebihan." Kata Dr. Chris. Dalam konteks pandemi, antara menghindari ancaman sebisa mungkin dan menghimpun kekuatan, mana yang paling rasional untuk dilakukan? 

Agar mampu meminimalisir korban jiwa yang semakin bertambah. Dr. Chris menegaskan bahwa beliau tidak pernah mendeklarasikan bahwa dirinya berani, tapi beliau juga tidak punya pilihan untuk berani mengingat profesi beliau adalah sebagai seorang tenaga medis.

Yang rasional menurut beliau diantara pilihan rasional sebelumnya adalah menghimpun kekuatan. Hal ini terwujud dalam aktivitas atau laku doa dan ikhtiar/berusaha. Doa dan ikhtiar ini pun membutuhkan strategi karena seringkali dalam berdoa, tidak sadar kita telah menomortigakan Tuhan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun