Mohon tunggu...
Tati Magdalena Sahea
Tati Magdalena Sahea Mohon Tunggu... Profesional SDA (Energy), Pemerhati Maritim, Sosial Budaya dan Politik

An Ordinary and simple person…who loves God and Happiness…Mother of twins teenager whom Root Culture from Bumi Porodisa, Nusa Utara (Nanusa, Karatung Island) and Enrekang (Duri Cakke) Sulawesi Selatan

Selanjutnya

Tutup

Nature

Barrier In Head - Summit Puncak Indrapura (Mount Kerinci) 23 August 2025 - 7.45 wib

25 Agustus 2025   12:58 Diperbarui: 25 Agustus 2025   13:14 261
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Artinya, kita harus melihat terlebih dahulu dengan mata iman sebelum bisa mengalaminya dalam dunia nyata."

Kisah diatas sedikit mirip dengan "Keyakinan" atau iman aku saat menyetujui untuk ikut serta dalam rencana pendakian Gunung Kerinci via Kersik Tuo, 22 - 23 Agustus 2025.

Gila! Gunung tertinggi kedua di Indonesia, yang dikenal dengan Puncak Indrapura (3805 mdpl) dan di daki hanya dengan 2 (dua) hari saja? Itu adalah penggalan kalimat yang juga terlintas dikepala dan ber kalkulasi berapa banyak latihan untuk mencapai, apakah siap, apakah mampu dan lain sebagainya.

Oma Di Pintu Rimba Sebelum Mulai Pendakian
Oma Di Pintu Rimba Sebelum Mulai Pendakian
Oma Di Pintu Rimba Sebelum Mulai Pendakian
Oma Di Pintu Rimba Sebelum Mulai Pendakian
Mustahil! Aku yang di panggil Oma oleh sahabat-sahabat dalam kegiatan "explorer" atau oleh pendaki yang berpapasan saat mendaki, seperti nya sudah di ukur bahwa Oma "mustahil" mencapai Puncak Indrapura! Itu seperti otomatis label yang tertempel dari panggilan "oma" melihat kondisi usia (walau usia "50" an) dan memiliki beberapa penyakit bawaan (hipertensi, jantung, pre diabetic dan HNP). Semua itu  seperti menjadi label untuk oma, ditambah persiapan oma dengan latihan jogging hanya 3 (tiga) kali seminggu dengan beberapa pola yang oma terapkan tapi ini pun rasanya tidak cukup untuk dapat "Summit" Puncak Indrapura.

Aklamatisasi Di Kaki Gunung Kerinci, Perkebunan Teh
Aklamatisasi Di Kaki Gunung Kerinci, Perkebunan Teh

img-5922-68abe4f3ed6415054b49a095.jpeg
img-5922-68abe4f3ed6415054b49a095.jpeg

Saat itu, oma menghadapi tembok penghalang yang kelihatan mustahil yang untuk oma lakukan hanya, ingatlah kisah Roger Bannister diatas tadi.
Jangan tunggu semua orang mengerti. Jangan tunggu orang melakukan untuk kita. Jangan lelah untuk mencoba apabila yakin bahwa itu adalah baik.  Jangan tunggu cuaca sempurna. Lakukan saja bagian kita—percaya, melangkah, dan bertahan.
Itu yang akhirnya oma coba yakinkan dalam diri oma, disaat oma juga harus membangun "mood" oma untuk Yakin bahwa pilihan oma untuk mendaki Puncak Indrapura adalah Tepat!
Sebagai seseorang yang ingin selalu berpikir positif, oma terus mencoba membangun "keyakinan" diri oma bahwa oma BISA!

Kerinci Dari Cafe HomeStay Labore
Kerinci Dari Cafe HomeStay Labore

Terus Menanamkan KEYAKINAN & IMAN, BISA!
Terus Menanamkan KEYAKINAN & IMAN, BISA!

Karena seringkali mujizat datang bukan dari kekuatan kita, tapi dari keberanian kita untuk percaya dan bertindak sebelum kita melihat hasilnya.

Hari itu, tanggal 22 sampai 23 Agustus 2025, mungkin “batas 4 menit” beberapa versi kita adalah hutang yang menggunung, hubungan yang retak, penyakit yang belum sembuh, atau impian yang terasa terlalu tinggi dan untuk oma adalah "summit" Puncak Indrapura. Tapi jangan biarkan batas itu jadi kuburan bagi panggilan Tuhan dalam hidup kita.

Jika kita berani percaya bahwa penghalang itu bisa roboh, dan mulai melangkah, seperti Roger Bannister… dunia pun akan tercengang melihat kita berlari melampaui semua batas.

Karena dalam Tuhan, tidak ada hal mustahil—selama kita mau percaya. Itulah yang akhirnya terjadi tanggal 23 Agustus 2025 pukul 7.45 wib akhirnya oma BERHASIL "summit" Puncak Indrapura!
Oma mematahkan "mental block" dari pikiran oma dalam setiap langkah dan hembusan nafas.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun