Dulu aku ingin terbang bebas lepas
Hingga terbuai fatamorgana nan manis
Menukar cintamu dengan rayuan lain
Meskipun diri ini telah memiliki ikatan
Dua bulan berlalu seperti bayangan
Cinta semu itu pergi tanpa pamit
Meninggalkan aku dalam kehampaan
Bersama batin yang perih dan menjerit
Kutatap pembaringan yang membisu
Kini rumah ini terasa sunyi dan membeku
Tak ada lagi senyummu yang syahdu
Pun riuh anak-anak bersenda gurau
Kau yang sabar dan setia menunggu
Kupulangkan tanpa sebuah alasan
Sekarang aku hanya diam termangu
Kehilangan keluarga dan juga harapan
Setelah kita berpisah baru aku sadari
Betapa keliru langkah yang aku lakoni
Penyesalan memang datang terlambat
Membawa derita di kalbu yang melekat
Terima kasih telah hadir dalam hidup ini
Menemani hari-hari dengan cinta sejati
Kau mengajarkan kasih yang tulus suci
Tetapi kubalas dengan luka tak terobati
Kini kau pun telah pergi menjauh
Membawa hati yang retak dan rapuh
Maapkan aku telah salah berlabuh
Seharusnya cinta kita tetap utuh
Catatan : Puisi ini untuk sahabat yang telah ditinggalkan, semoga tetap tabah menghadapi semuanya.
Cibadak, 12 Juni 2025
Tati Ajeng Saidah untuk Kompasiana
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI